Rabu, 19 November 2014

perkembangan anak dan asessmen



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Makalah
Pembelajaran mengenai anak usia dini (prasekolah) tidaklah sama dengan pembelajaran yang dilakukan di lembaga sekolah lainnya seperti sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Diakhir kelas enam sekolah dasar atau kelas sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, siswa mengerjakan ujian akhir nasional untuk menentukan lulus tidaknya siswa. Ujian akhir tersebut berbentuk tes tertulis, soal-soal yang ada didalamnya menggambarkan materi pelajaran standar yang dipelajari siswa selama belajar di sekolah. Proses seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi belajar tahap akhir nasional kemudian diganti menjadi ujian akhir nasional yang biasanya dilakukan setelah akhir suatu program.
Tujuan adanya ujian akhir nasional adalah untuk mengukur keberhasilan suatu program yang diwujudkan dalam bentuk angka atau skor. Jika anak memperoleh niai delapan puluh berarti anak tersebut menguasi delapan puluh persen materi pelajaran dan berarti lulus.
Sedangkan untuk anak taman kanak-kanak, proses evalusi seperti diatas tidak sesuai, bahkan tes tertulis seperti itu sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu. Pertimbangannya ialah bahwa anak taman kanak-kanak belum bisa membaca dan menulis. Selain itu, tes tertulis membuat anak stres. Sebagai gantinya didalam lembaga pra sekolah memakai asesmen sebagai evaluasi, penilaian, pengukuran kemampuan belajar siswa. Adapun aspek-aspek pengembangan kompetensi pada anak usia dini sebagai pendoman guru pendidik untuk mengetahui bagaimana cara mengenal dan mengetahui karakteristik anak usia dini serta membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut;
1.         Apa Pengertian Asesmen ?
2.         Apa Fungsi dari Asesmen ?
3.         Apa saja Komponen Asesmen?
4.         Apa Manfaat Asesmen?
5.         Apa saja Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ?
6.         Apa saja Manfaat  Perkembangan Anak Usia Dini?

C.    Tujuan dan Kegunaan Pembuatan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan dan kegunaan makalah ini sebagai berikut:
1.         Mengetahui Pengertian Asesmen
2.         Mengetahui Fungsi dari Asesmen
3.         Mengetahui Komponen Asesmen
4.         Mengetahui Manfaat Asesmen
5.         Mengetahui Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
6.         Mengetahui Manfaat Perkambangan Anak Usia Dini


7.       
BAB II
PEMBAHASAN I
ASESMEN KOMPETENSI

A.    Pengertian Assesmen Kompetensi
Asismen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya.[1] Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang seorang yang akan digunakan dengan anak tersebut.[2]  Tujuan utama dari suatu asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan merencanakan program pembelajaran. Menurut Hargrove dan Poteet, asesmen merupakan salah satu dari tiga aktivitas evaluasi belajar, ketiga aktivitas tersebut adalah asesmen, diagnotik, dan preskriptif.[3] Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh lerner, dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu:
1)        Penyaringan (screnning)
2)        Pengalihtanganan (referral)
3)        Klasifikasi (classification)
4)        Perencanaan pembelajaran ( instruction planning)
5)        Pemantauan kemajuan belajar ( monittoring pupil progress).[4]
Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar anak.  Harun rasyid dalam bukunya asesmen perkembangan anak usia dini menjelaskan bahwa asesmen bagi anak usia dini dan taman kanak-kanak bukan bertujuan untuk mengukur prestasi dan mencapai keberhasilan skolastik, melainkan untuk melihat tingkat kemajuan perkembangan serta kemampuan yang telah dilakukan anak dalam berbagai tindakan, sikap, kinerja, dan tampilan mereka. Prinsip asesmen bagi anak usia dini dan taman kanak-kanak adalah proses memahami tingkat perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak secra terus menerus dengan cara mengumpulkan data melalui amatan, pencatatan, rekaman, terhadap perilaku yang ditampilkan.[5] Asesmen tidak dilakukan dikelas pada akhir program atau diakhir tahun TK, tetapi dilakukan secara bertahap dan berksesinambungan sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui. Seperti: ketika anak bermain, menggambar atau dari karya yang dihasilkan. Asesment tidak mengkondisikan anak pada bentuk ujian.
Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan dan kelemahan siswa, maka guru bersama-sama dengan orang tua siswa dapat memberi bantuan belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal[6]. Assesment kompetensi perlu dilakukan melalui berbagai penilaian agar rumus yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Eko Yunianto, beberapa penilaian yang digunakan dalam menyusun kompetensi anak usia dini yaitu:
1.         Beriorentasi pada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, dan gizi yang dilaksanakan secara integratif dan holistik.
2.         Belajar melalui bermain dengan menggunakann strategi, metode, materi atau bahan, dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak.
3.         Kreatif dan inovatif, dapat dilakukan dengan kegiatan yang menarik, memmbangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi , anak untuk berfikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.
4.         Lingkungan yang kondusif, lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangka, dengan memperhatikan kenyamanan anak dalam bermain.
5.         Menggunakan pembelajaran terpadu, menggunakan tema yang menarik anak ( cenet of interest), dimaksudkan agar anak mampu dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
6.         Mengembangkan ketrampilan hidup melalui pembiasaan-pembiasaan agar mampu menolong diri sendiri, didiplin dan memperoleh bekal ktrampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidup.
7.         Menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
8.         Pembelajaran yang beroriantasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, ciri-ciri pembelajaran ini adalah anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasa aman dan tentram scara psikologis, siklus belajar anak selalu berulang, dimulai dari membangun kesadaran, melakukan penjelajahan, memperoleh penemuan, untuk selanjutnya anak dapat menggunakannya.
9.         Stimuli terpadu, pada saat anak melakukan kegiatan, anak dapat mengembangkan beberapa aspek pengembangan sekaligus.
Dengan diuraikannya penilaian-penilaian kompetensi diatas,  pendidik dapat mempergunakan dalam menyusun perencanaan maupun melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.[7]



B.     Prinsip-Prinsip Asesment
Menurut puckett dan black (1994)  asesmen autentik yang diterapkan pada anak usia dini menggunakan beberapa prinsip sebagai berikut.
1.         Holistik
Asesmen meliputi seluruh aspek perkembangan anak, seperti aspek fisik motorik, sosial, moral, emosional, intelektual, bahasa dan kreatifitas. Perkembangan anak pada aspek dipantau untuk  mengetahui kelebihan, kelemahan, serta kebutuhan anak.
2.         Autentik
Asesmen dilaksanakan melelui kegiatan yang nyata, fungsional, dan alami dengan harapan hasil asesmen menggambarkan kemampuan anak yang sesungguhya.
3.         Kontinu
Asismen dilakukan secara kontinu, setiap saat ketika anak melakukan secara harian atau mingguan, tergantung kapan guru memandang saat yang tepat bagi seorang anak untuk dilihat kemampuannya pada aspek tertentu.
4.         Individual
Asesmen dilakukan untuk melihat perkembangan setiap siswa secara individual meskipun mungki dilakukan saat anak melakukan kegiatan kelompok. Asesmen tidak membandingkan prestasi siswa yang satu dengan siswa lainnya. Tetapi asesmen berusaha untuk mengungkap kelebihan, kelemahan, kebutuhan setiap siswa. Oleh karena itu tidak layak jika di TK ada juara kelas. Hal itu didasarkan atas prinsip keilmuan PAUD yang menyatakan bahwa setiap anak pada dasarnya unik, memiiliki bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda. Fungsi guru, orang tua, dan profesional ialah memberikan bantuan kepada setiap anak agar ia berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.

5.         Multisumber dan Multikonteks
Aesmen dilakukan pada beragai konteks. Sebagai contoh, untuk melihat perkembangan motorik halus seorang siswa, guru dapat melihat saat kegiatan menggunting, mewarnai pola, menggambar bentuk, dan menempel. Untuk melihat perkembangan moral dan sosial dapat dilakukan bermain bersama, mantre mengambil makanan, sharing pewarna saat menggambar, dan saat kerja  kelompok. Selain observasi dan hasil karya  anak, guru juga perlu mendiskusikan hasil pengamatannya kepada orang tua, anak, dan para profesional agar informasi yang ia peroleh semakin lengkap.[8]

C.    Teknik Asesmen
Teknik asesmen meliputi semua kegiatan menilai pada setiap siswa, yaitu:
1.         Pengamatan (observing)
2.         Pencatatan (recording)
3.         Dokumentasi (documenting)
Kegiatan pengamatan dapat dilakukan melalui bernagai teknik pengamatan, yang meliputi:
1.         Narative observation
2.         Anecdotal record
3.         Running record
4.         Time sampling
5.         Chek list
Dari hasil pengamatan tersebut kemudian dianalisis meliputi tingkat perkembangannya, kelebihan, kekurangan, serta kebutuhan anak untuk kelanjutan perkembangannya.[9] Sehingga dapat mengetahui sejauh mana perkembangan anak, serta mengetahui segala potensi anak kedepannya dan sebagai laporan kepada orangtua.
D.    Komponen Asesmen
Komponen yang dipantau melalui aspek perkembangan anak, yaitu:
1.         Aspek Perkembangan Fisik Motorik
a.         Motorik kasar antara lain meliputi
1)        Memenjat tali, tangga, panjatan;
2)        Berlari;
3)        Melompat;
4)        Menendang bola;
5)        Menangkap bola;
6)        Bermain lompat tali;
7)        Berjalan pada titian keseimbangan.
b.        Motorik halus meliputi:
1)        Menarik resleting;
2)        Mengancing baju;
3)        Menggunting pola;
4)        Mengikat tali sepatu;
5)        Mewarnai pola;
6)        Makan dengan sendok;
7)        Menyisir rambut, dan menggambar.
c.         Organ sensor meliputi:
1)        Mendengarkan perintah guru dari jauh;
2)        Melihat tullisan atau bagan di papan tulis dari jauh;
3)        Mengenali berbagai benda dalam kotak tanpa melihat;
4)        Mampu membedakan bernagai macam rasa;
5)        Mampu mengenali berbagai macam bau;
6)        Menyebutkan warna benda;
7)        Menyebutkan ciri-ciri objek dari observasi.
d.        Kesehatan badan antara lain meliputi:
1)        Seimbang antara tinggi dan berat badan;
2)        Aktif dan lincah;
3)        Catatan kehadiran baik;
4)        Mampu menggunakan berbagai alat permainan di luar kelas.
2.         Aspek Perkembangan Kognitif
a.         Informasi/pengetahuan figurative meliputi:
1)        Mengenal nama-nama warna:
2)        Mengenal nama berbagai benda yang ada dirumah dan fungsinya;
3)        Mengenal nama bagian0bagian tubuh;
4)        Mengenal nama dan alamat:
5)        Mengenal nama anggota keluarga, teman, dan guru.
b.        Pengetahuan prosedur/operatif antara lain meliputi:
1)        Menjelaskan bagaimana  cara pergi dan pulang sekolah;
2)        Menjelaskan cara menggunakan berbagai peralatan dirumah atau disekolah;
3)        Mampu membandingkan dua objek atau lebih;
4)        Menghitung, menata, mengurutkan dan mengklasifikasikan;
5)        Mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan, memecahkan masalah sederhana:
6)        Mampu ke toilet, memakai baju, dan akan sendiri.
c.         Pengetahuan temporal dan spesial meliputi:
1)        Mengetahui nama hari dan tanggal
2)        Mengetahui waktu (siang, sore, malam, kemarin, besok), musim, dan cuaca;
3)        Mengenal lokasi (diatas, dibawah, disamping, kanan, kiri, tinggi, rendah);
4)        Mengenal kecepatan (cepat, lambat).
d.        Pengetahuan dan pengingat memori meliputi:
1)        Mengingat alfabet;
2)        Mengingat nama-nama teman;
3)        Mengingat nama hari.


3.         Aspek perkembangan moral
a.         Mengenal aturan sekolah
b.        Mengenal sopan santun
c.         Mengenal otoritas
4.         Aspek perkembangan sosial
a.         Interpersonal meliputi:
1)        Mampu bermain bersama teman
2)        Mau bergantian dan antre
3)        Mengikuti perintah dan petunjuk guru
4)        Mampu berteman, berkomunikasi, dan membantu teman.
b.        Personal
1)        Mau merespon fan menjawab pertanyaan guru
2)        Mampu mengekspresikan diri dikelas
3)        Percaya diri untuk bertanya, mengemukakan ide, dan tampil
4)        Mandiri saat makan, bekerja, dan memakai pakaian.
5)        Mau ditinggal atau tidak ditunggui orang tua disekolahan.
5.         Aspek perkembangan emosi
a.         Menunjukkan rasa sayang pada teman, orang tua, guru
b.        Menunjukkan rasa empati dan menolong teman
c.         Mengontrol emosi dan agraris, tidak melukai atau menyakiti teman.
6.         Kemampuan dalam disiplin ilmu
a.         Matematika atau berhitung
1)        Menghitung benda 1-5
2)        Menghitung benda 1-10
3)        Menghitung benda lebih adari 10
4)        Mengenal angka 1-5
5)        Mengenal angka 1-10
6)        Menjumlahkan benda sampai 5
7)        Menjumlahkan benda sampai 10

b.        Sains
1)        Kemampuan observasi(pengindraan), mampu mengamati berbagai gejala benda dan peristiwa.
2)        Mengomunikasikan hasil observasi dan ide
3)        Kemampuan klasifikasi, mengelompokkan benda berdasarkan  ciri-cirinya.
4)        Menyatakan bilangan untuk menyatakan lebih banyak, lebih besar
5)        Menggunaka ruang dan waktu
6)        Menghubungkan sebab dan akibat
7)        Melakukan inferensi
c.         Pengetahuan sosial
1)        Mengenal nama teman
2)        Memiliki teman bermain lebih dari satu
3)        Menghargai pendapat orang lain
4)        Menunjukkan rasa empati
5)        Menunjukkan kemampuan mematuhi aturan.
d.        Bahasa
1)        Mampu berkomunikasi dengan orang dewasa dan orang lalin
2)        Mampu mengomunikasikan ide melalui drama, bermain, atau tulisan
3)        Mengenal huruf, memiliki kosa kata cukup, dan menunjukkan perkembangan membaca.
e.         Seni
1)        Mampu mengekspresikan ide melalui gambar
2)        Mampu mengeksspresikan diri melalui drama
3)        Mampu mengikuti lagu dan senang bernyanyi.[10]



BAB III
PEMBAHASAN II
ASPEK-ASPEK PENGEMBANGAN KOMPETENSI ANAK USIA DINI

A.      Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Menurut Catron dan Allen menyebutkan bahwa terdapat enam aspek perkembangan anak usia dini ,yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi,komunikasi,  kognitif, ketrampilan motorik motorik. Kemampuan motorik sangat pentng dan harus dipertimbangkan sebagai interakal. Ketrampilan tidak dipandang sebagai perkembangan tambahan, melainkan sebagai komponen yang integral dari lingkungan bermain yang baik. Perkembangan anak pada enam aspek dibawah ini membentuk fokus sentra lsebagai pengembangan kurikulum bermain kreatif pada anak usia dini. [11]
1)        Pengembangan emosi
Melalui ermain anak dapat belajar menerima berekspresi dan mengatasi masalah.
2)        Kesadaran personal
Permainan yang kreatif memugkinkan perkembangan kesadaran sosial bermain mendukung anak tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru, bereksplorasai. Meniru dan mempraktekkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membagun ketrampilan menolong dri sndiri, ketrampilan ini membuat anak merasa kompeten dengan cara yg positif,  bermain juga memberikan kesmpatan pada anak untuk mengenal diri meraka dan untuk mengembangken pola perilaku yg memuaskan dalam hidup.
3)        Membangun sosialisasi
Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi dengan anak lain  dan untuk kemampuan soialisasi dan memperluas empati terhadap oranglain serta mengurangi sikap egosentrisme. Pengembangn komunikasi bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan.
4)        Kemampuan berbahasa anak
Melalui komunikasi anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta mengekspresikan kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.
5)        Pengembangan kognitif
Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengn lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya.
6)        Pengembangan kemampuan motorik
Kesempatan yang luas untuk bergrak pengalaman belajar utk menemukan, aktivitas sensorik motor  yang meliputi pengunaan otot-otot  besar dan kecil. Memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perseptual motorik.[12]

B.     Berbagai Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini
Mansur mengungkapkan  dalam bukunya pendidikan anak usia dini dalam islam dijelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimulai sejak dalam kandungan sampai akhir hayat. Pertumbuhan lebih menitik beratkan pada perubahan fisik ynag bersifat kuantitatif, sedangkan perubahan progresif sebagai akibt dari proses kematangan dan pengalaman.[13] Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh misalnya bertambah berat badan. Sedangkan perkembangan adalah perubahan mental yang berlangsung secara bertahap dan dalam waktu tertentu, dari kemampuan yang sederhana menjadi kemampuan yang lebih sulit, misalnya kecerdasan, sikap, tingkahlaku dan sebagainya.[14]Untuk mengembangkan berbagai kemampuan atau potensi anak , maka dikembangkan aspek-aspek pengembangan, yakni: pengembangan moral dan nilai-nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosio-emosional, pengembangan seni dan kreatifitas.
Sesuai dengan tujuan pendidikan anak usia dini, yaitu menyiapkan anak untuk berkembanga secara komperhensip, sedah barang tentu orientasi pendidikan pada anak usia dini tidak hanya terbatas pada aspek pengembangan kecaerdasan semata, tetapi juga mencakup aspek perkembangan yang lebih luas. Aspek-aspek perkembangan yang terjadi pada anak usia dini meliputi: aspek fisik dan motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek moral dan nilai-nilai agama, aspek sosio-emosional, aspek seni dan kreativitas.[15]
1.         Perkembangan Fisik dan Motorik
Menurut Elizabeth, perkembangan fisik sangat pentingdipelajari, karena baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung, perkembangan fisik anak akan menentukan ketrampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
Perkembangan motorik kasar diperlukan untuk ketrampilan menggerakkan dan menyeimbangkan tubuh. Pada usia dini anak masih mnyukai gerakan sederhana seperti melompat dan berlari. Perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik: seperti menuis, melipat, merangkai, mengancing baju dan lain sebagainya.adapun perkembangan motorik pada anak mengikuti delapan pola umum, yaitu:
a.         Continuity
Dimulai dari sederhana ke yang lebih kompleks sejalan dengan bertambahnya usia anak
b.        Unifrom sequence (memiliki harapan yang sama)
Memiliki pola tahapan yang sama untuk semua anak. Meskipun perkembangan kevakapan anak berbeda-beda.
c.         Meturity (kematangan),
Dipengaruhi oleh perkembangan sel saraf dari gerakan  yang bersifat umum ke khusus.
d.        Chepalo-coudal direction
Bagian yang mendekati kepala berkembang lebih dahulu dari bagian mendekati ekor.
e.         Bersifat proximu-distal
Bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh.
f.         Koordinasi bilateral menuju crosslateral
Bahwa koordinasi organ yang sama berkembang lebih dahulu sebelum melakukan  koordinasi organ bersilangan.
Dapat dikatakan bahwa kompetensi dan hasil beajar yang ingin dicapai dalam aspek pengembangan fisik adalah kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, gerakan kasar, serta menerima rangsangan dari panca indra.[16]
Ada beberapa hal tentang tahap awal pendidikan pada usia 0-1 tahun, yaitu:
a.         Telungkup
Tahap awal yang dilakukan bayi ketika rata-rata berusia 6-9 bulan.
b.        Duduk
Tahap selanjutnya untuk melangkah proses pendidikan selanjutnya.
c.         Merangkak dan Merayap
d.        Berdiri dan belajar
Berdiri dan belajar yang merupakan tonggak awal untuk melatih
kecerdasan fisik yang berkaitan dengan pendidikan gerakan.

2.         Perkembangan Kognotif
Perkembangan kognitif pada umumnya sangat berhubungan dengan masa perkembangan motorik. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi, sehingga dapat berfikir. [17]Perkembangan kognitif adalah proses dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya. Kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. [18]Istilah kognisi (cognition) dimaknai sebagai setrategi untuk mereduksi kompleksitas dunia. kognisi juga dimaknai sebagai cara bagaimana manusia menggambarkan pengalaman mengenai dunia dan bagaimana mengorganisasi pengalaman mereka.[19]

3.         Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa bertujuan untuk mengembangkkan kemampuan anak atau seseorang untuk berkomunikasi. Pada anau berusia 3-4 tahun mulai belajar menyusun kalimat tanya dan kalimat negatif. Pada usia 5 tahun mereka telah menghimpun kuranglebih 8.000 kosa kata, disamping itu telah menguasai hampir semua bentuk dasar tata bahasa.[20]
4.         Perkembangan moral dan nilai-nilai agama
Semua manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, baik fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan lemah, namun ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap, lebih-lebih pada usia dini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk yang religius, bayi sebagaimanusia dipandang dari segi bentuk dan bukan kejiwaan. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa anak sejak lahir telah membawa fitrah keagamaan, fitrah itu baru berfungsi dikemudian hari melalui proses bimbingan dan latihan setelah berada pada tahap kematangan.[21]
a.         Perkembangan agama pada anak
1)        The fairty tale stage (tingkat dongeng)
Pada tingkatan ini dimulai pada anak berusia 3-6 tahun.pada anak dalam tingkatan ini  konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi.
2)        The realistic stage (tingkat kenyataan)
Tingkat ini dimulai sejak anak masuk sekolah dasar hingga sampai ke usia (masa usia) adolesense. Pada masa ini ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan.
3)        The individual stage
Anak pada masa ini memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan dengan perkembangan usia mereka. Ada beberapa alasan mengenalkan nilai-nilai agama kepada anak usia dini, yaitu anak mulai punya minat, semua perilaku anak membentuk suatu pola perilaku, mengasah potensi positif diri, sebagai individu, makhluk sosial dan hamba Allah.[22]

b.        Sifat-sifat agama pada anak
1)        Unreflective (tidak mendalam)
Mereka menerima ajaran agama dengan tanpa kritik. Kebenaran yang mereka trima tidak begitu mendalam sehingga cukup sekedarnya saja dan mereka sudah cukup puas.
2)        Egosentris
Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahhun pertama usia perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman.
3)        Antropomorphis
Konsep ketuhanan pada diri anak menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan. Melalui konsep yang terbentuk dalam pikiran mereka bahwa perikeadaan Tuhan itu sama dengan manusia.
4)        Verbalis dan Retualis
Kehidupan agama pada anak sebagaimana besar tumbuh mula-mula secara verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan dan selain itu pula dari amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman menurut tuntunan yang diajarkan kepada mereka. Latihan-latihan bersifat verbalis dan upacara keagamaan yang bersifat ritualis (praktek) mereka hal yang berarti dan merupakan salah stu ciri dari tingkat perkembangan agama pada anak-anak.
5)        Imitatif
Tindak keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperoleh dari meniru. Misalnya berdoa dan shalat.
6)        Rasa Heran
Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak. Rasa kagum yang ada pada anak sangat berbeda pada rasa kagum pada orang dewasa. Rasa kagum pada anak ini belum bersifat kritis dan kreatif, sehingga mereka hanya kagum terhadap keindahan lahiriyah.[23]
5.        Perkembangan sosio-emosional
Perkembangan sosial anak dimulai dari sifat egosentrik, individual, kearah interaktif komunal. Pada mulanya anak bersifat egosentrik, hanya dapat memandang dari satu sisi, yaitu dirinya sendiri. Ia tidak mengerti bahwa orang lain  bisa berpandangan berbeda dengan dirinya, maka pada usia 2-3 tahun anak masih suka bermain sendiri.  Selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan anak lain, mulai bermain bersama dan tumbuh sifat sosial. Perkembangan sosial meliputi dua aspek penting, yaitu kompetensi sosial dan tanggung jawab sosial.
Emosi merupakan perasaan yang melibatkan perpaduan antara gejolak fisiologi dan perilaku yang terlihat. Adanya sifat egosentrisme yang tinggi pada anak disebabkan anak belum dapat memahami perbedaan perspektif pikiran orang lain. Ada beberapa aspek perkembangan sosio-emosional yang perlu dikembangkan pada anak usia dini. Belajar bersosialisasi diri, yaitu usaha untuk mengembangkan rasa percaya diri dan rasa kepuasan bahwa dirinya diterima dikelompoknya.
Belajar berekspresi diri, yaitu belajar mengekspresikan bakat, pikitran dan kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh keberadaan orang dewasa. Belajar mandiri dan berdiri sendiri lepas dari pengawasan orang tua atau pengasuh. Belajar masyarakat, menyesuaikan diri dengan kelompok, bekerja sama, saling membagi, bergiliran, dan bersedia menerima aturan-aturan dalam kelompok. Belajar mengembangkan daya kepemimpinan anak. Maka keluarga berperan penting untuk mendidik anak tersebut. Kemampuan sosio emosional yang harus dikuasai anak usia 3-4 tahun adalah anak dapat mengekspresikan wajah saat sedih, marah, takut, dan sebagainya, bisa menjadi pendengar dan pembicar yang baik, membereskan mainan setelah selesai bermain, sabar menunggu giliran dan terbiasa antri, mengenal aturan dan mengikuti peraturan, mengerti akibat jika melakukan kesalahan, memiliki kebiasaan yang teratur.[24] Kemampuan yang ingin dicapai dalam aspek pengembangan sosio-emosional adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat, menghargai keragaman sosial dan budaya, serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri, dan rasa memiliki.
6.      Perkembangan seni dan kreatifitas
Munandar mengungkapkan tentang beberapa pengertian kreativitas. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kreativiras (berfikir kreatif atau berfikir devergent) adalah kemampuan yang berdasarkan data atau informasi yang menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.[25] Perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah pada anak usia dini dapat diidentifikasi dari beberapa ciri yang ada. Senang menjajaki lingkungan, mengamati dan memegang segala sesuatu, eksplorasi secara ekspansif dan eksesif. Rasa ingi tahunya besar, suka mengajukan pertanyaan dengan takhenti-hentinya. Bersifat spontan menyatakan pikiran dan perasaannya. Suka berpetualang, selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Suka melakukan eksperimen, membongkar dan mencoba-cobaberbagai hal. Jarang merasa bosan, dan ada-ada saja yang ingi dilakukan.[26]














                                                                   












BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Asismen adalah suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang seorang yang akan digunakan dengan anak tersebut.  Tujuan atau fungsi utama dari suatu asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan merencanakan program pembelajaran. Komponen-komponen asesmen aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, moral, sosial, emosional, kemampuan dalam disiplin ilmu.
Aspek-aspek perkembangan anak usia dini yaitu: perkembangan fisik dan motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral dan nilai-nilai agama, perkembangan sosio-emosional, perkembangan seni dan kreatif. Tujuan atau manfaat dari aspek-aspek perkembangan anak usia dini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini serta membimbing anak usia dini untuk mencapai tahap perkembangan yang optimal.



DAFTAR PUSTAKA

Mansur. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta.                               Pustaka Pelajar.
Rosyid, Harun. Dkk. 2012. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta. Gama Media.
Kurniasih, Imas. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Edukasia
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan AnakBerkesulitan Belajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Indeks.
Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta. Hikayat Publishing.


[1] Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Hikayat Publishing, yogyakarta, 2005, hlm. 188
[2] Mulyono Abrurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 46
[3] Ibid,.. hlm. 46
[4] Ibid,.. hlm. 47
[5] Harun Rasyid, dkk, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini, Gama Media, Yogyakarta,  2012, hlm.142
[6] Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak,... hlm. 189
[7] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, hlm. 75
[8] Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak,...hlm. 189
[9] Ibid,.. hlm. 191
[10] Slamet suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak,...hlm. 192-197
[11] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Indeks, Jakarta,  2012. hlm. 62
[12] Ibid,.. hlm. 64-65
[13] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini,.. , hlm.17
[14] Imas Kurniasih, Pendidikan Anak Usia Dini, Edukasi, 2011, hlm. 13
[15] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini,.. ,hlm. 22
[16] Ibid,.. hlm. 24
[17] Ibid,.. hlm. 33
[18] Mulyono Abrurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan,... hlm.170
[19] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini,.. hlm. 34
[20] Ibid,.. hlm. 36
[21] Ibid,.. hlm. 46
[22] Ibid,.. hlm. 45
[23] Ibid,.. hlm. 52-55
[24] Ibid,.. hlm. 58
[25] Ibid,.. hlm 60
[26] Ibid,.. hlm 59

1 komentar:

  1. terima kasih atas postingannya, sangat begus dan sumbernya lengkap. izin saya simpan ya mbak..
    blognya juga sangat menarik, oiya kuliah di jurusan PGPAUD ya mbaknya?
    salam kenal sebelumnya.. :)

    BalasHapus

Strategi Branding Enterpreneur / strategi merek pada pendidikan

Strategi Branding Enterpreneur

  Strategi Branding Enterpreneur Silahkan akses di artikel saya yang terbit di jurnal golden age pendidikan anak usia dini universitas islam...