PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD)
atau usia pra sekolah adalah masa dimana anak belum memasuki usia pendidikan
formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi
dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia
tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya, sebaliknya pengembangan
potensi anak yang asal – asalan akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari
harapan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Akan tetepai didalam proses belajar mengajar
pendidikan anak usia dini harus menyesuaikan dengan aspek-aspek pendidikan pada
anak usia dini.
Pada usia dini ( 0-8) tahun merupakan masa
emas, dimana pada masa ini anak usia dini mengalami lompatan perkembangan dan
merupakan saat yang tepat untuk membangun seluruh aspek kepribadian anak usia
dini tersebut. Massa anak-anak ini merupakan penanaman dasar kepribadian yang
akan terbangun untuk sepanjang usianya. Tidak ada pengalaman anak yang
terhalang, melainkan hanya tertutupi sehingga kepribadian anak perlu dilatih
dan dikembangkan. Di dalam pembelajaran anak perlu memperhatikan kenyamanan dan
kesenangan peserta didik ataupun anak usia dini tersebut, sehingga peserta
didik merasa senang dan nyaman ketika dalam belajar.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas , rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut;
a. Apa
pengertian Quantum Learning?
b. Bagaimana penerapan Quantum Learning Dalam Penerapan Anak
Usia Dini?
c. Apa
manfaat strategi didalam quantum learning anak usia dini?
3. Tujuan
dan kegunaan pembuatan makalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan
dan kegunaan makalah ini sebagai berikut:
a. Mengetahui
pengertian quantum learning.
b. Mengetahhui penerapan quantum Learning dalam pembelajaran
anak usia dini
c. Mengetahui
manfaat strategi didalam quantum learning anak usia dini?
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
1.
Pengertian Quanttum
Learning
Quantum adalah interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya.[1]
Sedangkan learning memiliki makna
“belajar”.
Quantum learning
adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif secara
umum. Quantum lerning.[2]
Quantum learning ini menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar,
neurolinguistik dengan teori, dan keyakinan. Adapun konsep-konsep kunci dari
berbagai teori, dan strategi belajar yang lain, seperti:
a. Teori
otak kanan
Otak dibagi
menjadi belahan kanan dan belahan kiri dan masing-masing belahan bertanggung
jawab terhadap cara berfikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam
kemampuan-kemampuan tertentu.
Otak
kiri
|
Otak
kanan
|
Logis
Sekuensial
Linier
Rasional
|
Acak
Tidak
teratur
Intuitif
Holistik
|
Dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa orang yang menggunakan kedua belah otak ini cenderung
seimbang dalam setiap aspek kehidupan.[3]
b. Teori
otak (3in 1)
c. Pilihan
modalitas ( visual, kinestetik, auditorial)
d. Pendidikan
holistik
e. Belajar
dengan simbol
f. Permainan
[4]
Quantum learning
ini menyatakan kesadaran bahwa belajar ini hanya soal apa yang dipelajari,
melainkan juga soal mengapa dan bagaimana mempelajarinya. Quantum learning
memberikan kiat-kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses yang menyenangkan dan
bermanfaat.
Dengan demikian, pembelajaran Quantum learning dapat dikatakan sebagai model
pembelajaran untuk membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan bagi peserta
didik.
Didalam buku quantum learning, Bobbi DePorter dan Mike
Hernacki menjelaskan informasi gaya belajar yanmg mencakup bidang dan
ketrampilan, yaitu: [5]
a) Bersikap
positif
b) Termotifasi
c) Menemukan
cara belajar
d) Menciptakan
lingkungan belajar yangsempurna
e) Membaca
dengan cepat
f) Membuat
catatan ynag efektif
g) Mempelajari
teknik menulis yang canggih
h)
Berfikir kreatif
i)
Mengembangkan hafalan
yang menakjubkan.
2.
Faktor-Faktor
Pembelajaran Quantum Learning pada Anak Usia Dini
a.
Gaya
belajar
Gaya belajar
adalah cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan
mengerti suatu informasi. Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar
dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes, akan
mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan
gaya yang mereka tidak sukai.[6]
Di amerika para guru menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal
dalam mempelajari informasi baru. Jika murid-murid ini diajar dengan metode
standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui
gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para gurudimana pun untuk
mendeteksi semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang
berbeda.[7]
Pendekatan-pendekatan
dalam gaya pembelajaran, yaitu:
a) Pendekatan
berdasarkan preferensi sensor: visual, auditori dan kinestetik. Dari hasil
survei dikatakan bahwaterdapat 29% orang visual, 34% auditori, 37% kinestetik.
b) Profil
kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardener. Menurut Gardener, manusia
mempunyai delapan kecerdasan, yaitu: linguistik, logika, interpersonal,
intrapersonal, musik, naturalis, spesial dan kinestetik.
c) Preferensi
kognitif, dikembangkan oleh Dr. anthony Greogle, greogle membagi kemampuan
mental menjadi empat katagori, yaitu: konkret-skuensial, abstrak-skuensial,
konkret-acak dan abstrak-acak.[8]
b.
Lingkungan
Belajar yang Tepat
Lingkungan yang
nyaman dan santai akan memudahkan untuk mengembanmgkan dan mempertahankan sikap
juara, dan sikap juara akan menghasilkan peserta didik yang berhasil. Bagi
pelajar quantum, faktor-faktor penataan lingkungan sekitar sangatlah penting untuk
menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik ataupun mental.
a) Iringan
musik
Musik sangatlah
penting untuk lingkungan quantum learning karena musik sebenarnya berhubungan
dan memengaruhi kondisi fisiologi peserta didik. Selama melakukan pekerjaan
mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat, dan
otot-otot menjadi tegang, Dr. george losanovmendapatkan bahwa musik adalah
kuncinya karena relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu
siap dan konsentrasi.[9]
b) Tanda-Tanda
Positif
Tanda-tanda ini
digunakan untuk merangsang visual yang mengingatkan untuk menjadi oarang yang
berhasil. Dan tanda-tanda positif tersebut biasanya dipasang pada
dinding-dinding ketika berada di saat-saat puncak. Sehingga akan selalu termotifasi
dan semangat untuk belajar.
c.
Fisik
dan kreatifitas
Orang yang
kreatif slalu ingin tahu, slalu mencoba, senang bermain-main, intuituf. Orang
kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memiliki dan membuat lompatan
yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru.
a) Kreatifitas
dengan Permainan-Permainan Mental
Otak merupakan
bagian lain dari tubuh, otak adalah penentu kualitas diri manusia dengan fungsi
rasional logis, fungsi emosional intuitif, dan fungsi spirituial yang
membedakannya dari organ lain.[10]
Perlu kita ketahui bahwa otak pria berbeda dengan otak wanita, seperti yang
dijelaskan oleh Lounann Brizendine, M.D, seorang dokter nouropsikiater di
unuversity of California, San Fransisco Amerika Serikat yang menyatakan bahwa:
inplus-inplus yang didapat itu sendiri-sendiri dan anak perempuan terlahir
dalam keadaan tertata sebagai anak perempuan dan anak laki-laki sudah tertata
sebagai laki-laki. Otak mereka berbeda pada saat dilahirkan. Otak merekalahyang
mendorong inplus, nilai, dan keberadaan sejati mereka. Tulis Brizendine.[11]
Banyak ahli
saraf mengatakan bahwa minat anak laki-laki dan perempuan pada masa
kanak-kanak, pubertas dan dewasa menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada masa
kanak-kanak anak laki-laki memiliki minat yang besar pada kemenangan , gerakan,
pengejaran benda, permainan eksploratif, dan kasar dengan sesama lelaki.
Sedangkan anak perempuan memiliki minat yang besar pada aktivitas bermain dan
bersenang-senang dengan sesama perempuan, bukan dengan anak laki-laki.
Sementara pada masa pubertas , anak perempiuan lebih berminat pada daya tarik
seksual dan cenderung menghindari orang tua. Sedangkan anak laki-laki lebih
minat pada penguasaan wilayah, interaksi sosial, fantasi seksual, tidur malam
dan bangun siang, serta menantang otoritas. Dan ketika masa dewasa , laki-laki
dewasa lebih mencurahkan perhatian pada pekerjaan, karier, dan uang. Sedangkan
perempuan dewasa lebih banyak memusatkan perhatian mereka pada menemukan
pasangan hidup, cinta dan kasih sayang, maupun penghargaan.[12]
Didalam buku quantum learning karya bobbi deporter & mike hearnacki
dijelaskan berlatih kreativitas dengan permainan mental sebagai berikut ;
·
Pikirkanlah penggunaan
kembali barang-barang lama.
·
Lihatlah kejadian
sehari-hari, dan susun uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang
memunculkannya
·
Isilah teka-teki silang
dan perm,ainan-permainan kata lainnya.
·
Temukanlah
pribahasa-pribahasa yang dapat anda gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada
seseorang.
·
Pikirkanlah berbagai
cara untuk mengatakan hal yang sama.
·
Tontonlah acara
televisi dengan mematikan suaranya dan mencoba perkirakan apa yang dikatakan
orang dalam acara tersebut.[13]
3.
Implementasi Quantum Learning dalam Pembelajaran Anak
Usia Dini
Implementasi
quantum learning dilakukan guna membentuk sebuah belajar nyaman dari sistem
pembelajaran pada umumnya. Quantum learning didasarkan pada metode yang berakar
dari upaya Dr. George Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang
bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “sugestology” atau “ suggesto-pedia”
. prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi
belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif.
Implementasi
didalam pembelajaran berbasis quantum learning didalam pendidikan anak usia
dini, yaitu:
1)
Guru memberikan
rangsangan atau stimuli kepada anak didalam setiap melakukan pembelajaran,
terutama menyangkut kinerja otak, karena otak manusia mempunyai tiga bagian
dasar, yang seluruhnya dikenal sebagai “ otak Truine” ( tree in one), yang
meliputi batang atau otak reptil yang berkaitan dengan insting mempertahankan
hidup, dorogan untuk mengembangkan spesies. Perhatiannya adalah pada makan,
tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah.
Sistem
limbik atau otak mamalia. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif. Yaitu
menyampaikan perasaan, pengalaman menyenangkan dan kemampuan belajar. Bagian
yang terakhir yaitu neokorteks atau otak berfikir berfungsi sebagai penalaran,
berfikir intelektual, bahasa dan kecerdasan yang lebih tinggi.[14]
2)
Lingkungan belajar
yang tepat
Lingkungan
belajar yang tepat menciptakan suauan yang nyaman dan santai dan dengan
mendengarkan musik untuk selalu menjaga konsentrasi, gunakan pengingat visual
untuk menjaga sikap positif yang sudah tertanam serta berinteraksi dengan
lingkungan untuk menjadi pelajar yang baik.[15]
Dapat
disimpulkan kedalam implementasi anak usia dini bahwa lingkungan belajar di
ruang lingkup pembelajaran harus ditata semenarik mungkin, dan nyaman bagi anak
usia dini.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penataan lingkungan ini menyangkut:
a)
Warna dinding yang
menimbulkan rasa nyaman bagi anak usia dini.
b)
Ornamen-ornamen
didalam ruangan atau diluar ruangan di desain semenarik mungkin dengan minat
anak usia dini
c)
Adanya tanaman dan
musik di setiap ruangan agar anak nyaman ketika belajar ataupun bermain.
3)
Guru harus memiliki
tema yang berbeda dan inovatif didalam pembelajaran anak usia dini sesuai
manfaat dan kebutuhan anak usia dini. Didalam quantum learning membahas tentang
suatu motivasi,
mengetahui langkah-langkah menumbuhkan minat dalam segala sesuatu, mengetahui
seluk beluk belajar aktif dan meningkatkan kualitas hidup bagi anak usia
dini.
4)
Memupuk sikap juara
Sebagai
guru pendidik anak usia dini, hal terpenting lainnya yaitu harus memiliki cara
mendukung anank ketika anak mengalami kegagalan didalam belajar.
Belajar adalaah menyerap dan mengolah informasi.dan selalu
bersikap positif untuk menuju sebagai sang juara.
5)
Menumbuhkan gaya
belajar yang nyaman didalam pembelajaran
Gaya
belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur da
mengolah informasi. Cara belajar untuk menyerap informasi yaitu Visual, auditorial, kinestetik. Setiap anak didik mempunyai kecenderungan belajar atau
bermain yang berbeda-beda, sehingga sebagai guru tinggal mengarahkan anak
kedalam setiap pembelajaran.
Sehingga
didapatkan pembelajaran anak usia dini secara optimal.
4.
Manfaat
Quantum learning
a) Sikap
positif
b) Motivasi
c) Ketrampilan
belajar seumur hidup
d) Kepercayaan
sendiri
e) Sukses
Adapun manfaat quantum learning didalam pembelajaran
anak usia dini yaitu:
a)
Menumbuh kembangkan
mental anak dimasa emas
b)
Membuat suasana
pembelajaran menjadi menyenangkan dan
nyaman
c)
Meningkatkan daya pikir
kreativitas seorang peserta didik.
d) Pemberian sikap positif dalam
pembelajaran AUD,
e) Memaksimalkan kekuatan pikiran dalam pembelajaran AUD
f) Kekuatan AMBAK dalam pembelajaran AUD
g) Lingkungan belajar yang tepat untuk pemebelajaran AUD,
h) Memupuk sikap juara dalam pembelajaran AUD
i)
Menemukan gaya belajar AUD
j)
Menumbuhkan jiwa kreatif AUD.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari teori quantum learning karya Bobby DePorter
& Mike Hernacki, menunjukkan bahwa teori quantum learning sesuai dengan pembelajaran anak usia dini (AUD), hal ini bisa
dilihat dari teori quantum learning dapat dipakai dalam pembelajaran AUD
melalui proses analisis dan adaptasi dengan teori pembelajaran Anak Usia Dini,
yaitu ;
a. Menumbuh
kembangkan mental anak dimasa emas
b. Membuat
suasana pembelajaran menjadi
menyenangkan dan nyaman
c. Pemberian sikap positif dalam
pembelajaran AUD,
d. Memaksimalkan kekuatan pikiran dalam pembelajaran AUD
e. Kekuatan AMBAK dalam pembelajaran AUD
f. Lingkungan belajar yang tepat untuk pemebelajaran AUD,
g. Memupuk sikap juara dalam pembelajaran AUD
h. Menemukan gaya belajar AUD
i.
Menumbuhkan jiwa kreatif AUD.
DAFTAR PUSTAKA
De porter,Bobbi dan Mike Hernacki.
2013. Quantum Learning.Bandung. Mizan
Pustaka.
Bobbi
Deporter,dkk. 2007. Quantum Teaching.
Bandung. Mizan Pustaka.
Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy.Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama
Iriyanto. 2012. Learning Metamorphosis. Jakarta. Esensi
[1] Bobbi Deporter,dkk, Quantum Teaching, PT mizan pustaka,
Bandung, 2007, hlm.5
[2] Bobbi Deporter dan
Mike Hernacki, Quantum Lerning, PT
mizan pustaka, Bandung , 2013, hlm. 14
[3] Ibid,.. hlm.38
[4] Ibid, ..hlm.16
[6] Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2004, hlm. 139
[10] Iriyanto, Learning Metamorfosis, Esensi, Jakarta,
2012, hlm. 24
[11] Ibid …, hlm.25
[12] Iriyanto, Learning …, hlm.26-27
[13] Bobbi Deporter dan
Mike Hernacki, Quantum Lerning,..
hlm. 320
Tidak ada komentar:
Posting Komentar