Gerak
Dasar
(Berjalan
ke samping dan ke depan, Berlari; Melompat tanpa gerak awalan;melompat dengan
gerak awalan; melempar; pembentukan togok, lengan, bahu dan kaki)
A. Berjalan
Berjalan dapat diartikan sebagai perpindahan berat
badan dari satu kaki ke kaki yang lain dengan salah satu kaki tetap kontak
dengan tempat bertumpunya sepanjang kegiatan itu berlangsung. Masing-masing tungkai
akan bergerak bergantian antara fase bertumpu dan fase mengayun. Tumit akan
menyentuh lantai terlebih dahulu pada saat tungkai belakang mendorong,
perpindahan berat badan ke tungkai depan. Badan dicondongkan kedepan setelah
kaki depan menyentuh lantai. Berat badan akan dipindahkan mulai dari tumit
kebagian lurus telapak kaki, kemudian keujung telapak kakidan selanjutnya ke
semua jari kaki. Daerah tumpuan antara kakikiri dan kaki kanan (kedua sejajar
dan ujung jari lurus) berjarjaarak kira-kiraa selebar bahu, kedua lengan diayun
secara berirama berlawanan dengan kedua tungkai. Lengan kanan dan tungkai kiri
mengayun ke depan dan lengan kiri bergerak kedepan dengan tungkai kanan.[1] Gerakan berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi tinggi yang
dikontrol oleh susunan saraf pusat yang melibatkan sistem yang sangat kompleks.[2] Pada perkembangan motorik anak, sekitar usia 3 tahun
anak sudah dapat berjalan secara otomatis bahkan pada alas yang tidak rata
sudah dapat berjalan tanpa kesukaran. Sekitar 4 tahun anak hampir menguasai
cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah terampil menggunakan kakinya
untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju dan mundur, jalan cepat dan
pelan-pelan, melompat dan berjingkrak, berlari ke sana ke mari, memanjat, dan
sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lebih halus dan bervariasi.[3]
Sesuai dengan bertambahnya berat badan sebagian besar merupakan akibat
bertambahnya jaringan urat daging sehingga keadaan jasmani anak menjadi stabil
dan lebih kuat. Sebagai bertambahnya suatu zat seperti lemak dalam sungsum
tulang belakang dan urat saraf (myelin), dalam susunan ini maka
kecakapan motorik bertambah banyak . pada usia lima tahun keseimbangan badan
sudah berkembang cukup baik, anak sudah pandai berjalan, dapat naik tangga,
meloncat dari tanah dengan kedua kakinya bersama-sama dan sering juga sudah
dapat bersepeda.[4]
Menurut Elizabeth B. Hurlock pada bukunya
dijelaskan pada keterampilan kaki, sekali-kali anak dapat berjalan, ia
mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerak-gerakan yang menggunakan kaki,
pada usia lima atau enam tahun ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka
sudah dapat memanjat, antara usia tiga dan empat tahun, anak naik sepeda roda
tiga dan berenang dapat dipelajari. Keterampilan kaki lalinnya adalah lompat
tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan di atas dinding atau pagar, sepatu
roda, bermain sepatu es dan menari.[5]
Gerak
dasar berjalan mempunyai banyak kombinasi, seperti: [6]
1. Berjalan kedepan
Pada waktu berjalan posisi badan tegak,
dada dibuka, perut agak ditarik kedalam supaya rata, kepala tegak, pandangan
kedepan. Tangan diayunkan dari belakang ke depan lemas dengan siku agak
dibengkokkan di samping badan. Mula-mula langkah kaki kiri ke depan dengan ibu
jari kaki kiri lurus dan lutut agak dibengkokkan, tangan kanan ayunkan dari
belakang ke depan, siku agak dibengkokkan, tangan kiri agak diayunkan ke
belakang dengan siku agak dibengkokkan. Setelah kaki kiri kontak dengan
tanah/lantai, segera langkahkan kaki kanan dari belakang ke depan kaki kiri,
tangan kiri diayunkan dari belakang ke depan dan tangan kanan diayunkan dari
depan ke belakang, demikian seterusnya. Yang pelu dperhatikan pada waktu
melangkah kaki melangkah ke depan, yang pertama kali terkena tanah adalah
tumit, kemudian pindahkan berat badan melalui ibu jari kaki, serta telapak kaki
lurus kedepan. Selain dari itu pada waktu melangkah ibu jari kaki dibantu
dengan jari-jari kaki yang lainnya agak ditolakkan, dan gerakan melayangnya
dimulai dari pangkal paha.
2. Berjalan kesamping
Dari permulaan sikap berdiri tegak,
langkahkan kaki kiri kesampin kiri, setelah kaki kiri kontak dengan tanah
segera kaki kanan melangkahkan ke samping kiri rapatkan pada kaki kiri,
demikian seterusnya dan apabila berjalan
ke samping kanan langkahkan dulu kaki kanan disusul dengan kaki kiri
dilangkahkan ke samping kanan dan dirapatkan pada kaki kanan, pandangan tetap
kedepan.
B. Berlari
Berlari merupakan kelanjutan gerak dari berjalan dan memiliki ciri
khusus pada fase melayang di udara (tidak bertumpu) dari salah satu kaki.
Pada saat tanpa tumpuan, gerakan akan
menjadi kurang seimbang dibanding dengan berjalan maka pada berlari sangat
diperlukan upaya kontrol tubuh yang besar. Jogging merupakan istilah
yang lebih popular bila dibandingkan dengan berlari, umumnya lebih lembut,
lebih memantul, serta langkah yang lebih pendek. Pada saat badan si anak
diarahkan dengan lebih cepat maka terjadi masa layang yang lebih lama disertai
dengan langkah yang panjang dan pantulan yang lebih berkurang. pada usia 5
tahun, umumnya mereka sudah mampu menunjukkan gaya berlari yang sudah baik.
Mereka juga mampu menampilkan kemampuan berlarinya dengan mengubah arah dari garis
yang lurus atau dengan cara jogging (menggerakkan sebagian anggota
tubuh).[7]
Pencapaian perkembangan gerak berlari pada
anak kecil adalah sebagai berikut:[8]
1. Pada umur 2 sampai 3 tahun anak-anak mulai mampu berlari agak lancar,
tetapi kemampuan kontrol untuk berhenti dan berputar dengan cepat masih belum
baik.
2. Pada umur antara 4 sampai 5 tahun, kemampuan kontrol untuk mengawali
gerakan, berhenti, berputar dan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik.
3. Pada umur antara 5 sampai 6 tahun keterampilan motorik pada umumnya
sudah dikuasai oleh anak sehingga ia mampu menggunakan keterampilan berlari
secara efektif di dalam aktivitas bermain.
Dari ketiga
uraian diatas, berlari pada anak usia dini dimulai ketika umur dua tahun akan
tetapi kemampuan kontrol gerak berlari belum seimbang, dengan berjalannya waktu
menginjak usia empat tahun anak sudah mempunyai keterampilan yang cukup untuk
menunjang perkembangan motorik kasar anak yang mana anak sudah mampu untuk
berhenti, berputar setelah anak berlari dan kemampuan anak menyerupai orang
dewasa dimulai pada usia lima tahun dengan mengikuti berbagai permainan yang
menggunakan motorik kasar terutama berlari. Dari sini pula peran orangtua dan
pendidik diperlukan guna tercapainya perkembangan motorik agar lebih optimal.
Sekitar
bulan ke-18 anak mencoba untuk lari, tetapi gayanya masih menyarupai gaya
berjalan. Pada usia 2 atau 3 tahun anak betul-betul dapat lari, tetapi ia belum
mampu untuk berhenti dengan cepat atau untuk membalik. Pada usia 4 sampai 5
tahun anak sudah dapat lari, berhenti dan berputar membalik. Sekitar usia 5
atau 6 tahun anak sudah dapat lari seperti orang dewasa dan dapat menggunakan
kemampuannya ini dalam aktivitas-aktivitas permainannya. [9]
Dibawah ini
merupakan tabel perkembangan motorik masa anak-anak awal menurut Roberton dan
Halveron:[10]
Usia/Tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
2.5-3.5
|
Berjalan dengan baik; berlari lurus kedepan;
melompat
|
Meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat
makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak.
|
3.5-4.5
|
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari
1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan
masih kaku
|
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat
gambar sederhana.
|
4.5-5.5
|
Menyeimbangkan badan di atas satu kaki; berlari jauh
tanpa jatuh ; dapat berenang dalam air yang dangkal.
|
Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan
huruf sederhana; membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak.
|
Karakteristik bentuk gerakan berlari yang mula-mula bisa dilakukan oleh
anak-anak adalah sebagai berikut:[11]
1. Gerakan langkah masih terbatas rentangnya.
2. Ayunan lengan tangan sebatas siku dan arahnya tidak sepenuhnya ke depan
dan kebelakang melainkan cenderung kearah samping.
Penekanan gerak dasar berlari pada anak
usia taman kanak-kanan adalah pada kreativitas anak. Misalnya , pada waktu
berlari, telapak kaki yang bertumpu pada tanah harus lurus, ayunkan tangan
mengarah ke depan, artinya tidak menyilang atau masuk kedalam ataupun mengarah
keluar. Kesalahan-kesalahan ini harus segera diperbaiki agar tidak menjadi
kebiasaan. Latihan gerak dasar berlari bagi anak usia taman kanak-kanak dapat
dilakukan dengan cara berlari ditempat, berlari kedepan, kesamping, kebelakang
dan serong disertai dengan variasi dan kombinasi kecepatan dan jarak sesuai
kemampuan anak, misalnya:[12]
1. Berlari ditempat pelan-pelan, kemudian agak cepat
2. Berlari kedepan pelan-pelan, kemudian cepat.
C. Melompat
Melompat berasal dari kata dasar lompat yang berarti suatu gerakan
mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi
dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya
dengan keseimbangan yang baik. Sebelum anak diajarkan melompat maka anak
dibekali pemahaman tentang arti melompat.[13]
Bagi anak usia taman kanak-kanak, latihan gerak dasar melompat dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya, yaitu:[14]
1. Melompat tanpa gerak awalan
a. Tolak dengan dua kaki
Sikap pemulaan:
Berdiri
tegak, kedua kaki rapat atau agak rapat, kedua tangan disamping badan.
Gerakannya sambil membengkokkan lutut ke depan, tumit dianggkat kemudian sambil
menolakkan ke dua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke
depan atas melewati samping badan. Pada waktu mendarat atau jatuh pada kedua
kaki lutut di tekuk supaya mengeper, kedua tangan kedepan, berat badan kedepan
atau pada kedua ujung kaki, pandangan ke depan.
b. Tolakan dengan satu kaki
Sikap pemulaan:
Berdiri
dengan salah satu kaki di depan (kiri) lurus, kaki yang lainnya (kanan) di
belakang dengan lutut agak ditekuk ke depan, kedua tangan ke belakang, berat
badan berada pada kaki kanan.
Gerakannya bersamaan dengan mengayunkan kaki kanan ke
atas depan, kaki kiri ditolakkan ke atas depan menyusul kaki kanan, kedua
tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melalui samping badan. Pada waktu
badan melayang di udara, kedua kaki dirapakan, jatuh atau mendarat pada kedua
kaki (ujung kaki) dengan lutut ditekuk badan mengeper, kedua tangan ke depan,
berat badann agak kedepan atau pada kedua ujung kaki.
2. Melompat dengan gerakan awalan
Cara melakukan gerakan dasar melompat
dengan menggunakan gerakan awalan adalah sama seperti pada melompat tanpa
gerakan awalan. Hanya saat sebelum melakukan tolakan didahului dengan lari dulu
beberapa langkah (3,5,7 langkah atau lari secepatnya, sesuai dengan tingkat
kemampuan anak) tepat pada batas melakukan lompatan, baru anak melakukan
tolakan dengan dua kaki atau dengan satu kaki sesuai dengan tugas yang harus
dilakukannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Pelaksanaan latihan melompat harus dilakukan pada bak lompatan yang
berisi pasir yang gembur atau lunak agar tidak membahayakan anak-anak. Jika
hanya sekedar melmpat saja untuk melihat cara melompat dan jatuhnya maka dapat
dilakukan pada tempat yang lunak. Jangan sekali-kali dilakukan di tempat yang
keras.
b. Guru harus mengawasi setiap anak yang melakukan latihan. Bila ada
kecelakaan maka guru harus meberikan pertolongan dengan cepat serta tepat pada
waktunya.
c. Segera perbaiki bila ada anak yang salah melakukannya.
d. Apabila anak-anak telah benar-benar menguasai keseimbangan maka coba
berikan berbagai variasi dan kombinasi di dalam melakukan lompatan.
D. Melempar
Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara
memngayun tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan
kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur
gerakan. Misalnya, lengan dengan jari
yang harus melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk
melakukannya dengan baik maka anak mmerlukan kordinasi gerak yang baik dengan
gerakan bahu, togok, dan kaki.[15]
Gerakan melempar merupakan gerak manipulatif dengan pergerakan yang
sangat rumit karena memerlukan koordinasi struktur anatomis. Ada banyak pola
dalam cara melakukan lemparan seperti dari atas kepala, dada, dari bawah lengan
(di bawah ketiak, dengan tangan di atas bahu) tetapi pembahasan ini terbatas
pada salah satu cara lemparan yang paling umum, yaitu: pergerakan dengan cara
tangan di atas bahu. Lemparan ini dapat dibagi menjadi tiga tahap: [16]
1.
Tahapan
yang berkenaan dengan persiapan; terdiri dari semua pergerakan yang menjauh
dari proyeksi garis yang diharapkan;
2.
Tahap
pelaksanaan terdiri dari semua pergerakan saat melakukan lemparan ke arah yang
dituju;
3.
Tahap
gerak lanjut (follow through) terdiri dari semua pergerakan yang diikuti
dengan pelepasan gerakan untuk kembali pada sikap semula.
Gerakan melempar mulai bisa dilakukan oleh anak usia kurang lebih 2 tahun,
tetapi gerakannya masih kaku dan koordinasinya belum baik. Penempatan posisi
kaki dan togok masih belum benar dan cenderung seperti berdiri biasa. Gerakakn
terbatas pada ayunan lengan dan sedikit gerakan badan.
Untuk mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak usia dini atau usia
taman kanak-kanak, terlebih dahulu guru memahami dan menguasai prosedur
melakukan gerakan melempar tersebut serta konsep cara melakukannya.
Gerakannya:
Pada waktu bola akan dilempar, tangan kanan yang memegang bola diayunkan
ke samping ke beakang, kemudian dari belakang bola dilempar dengan menggerakan
tangan dari belakang melalui atas kepala dan kedepan. Selanjutnya bola dilepas
pada saat tangan lurus dan berat badan pada
kaki kiri (jika melempar jauh) bersamaan dengan badan dilonjakkan keatas
ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas depan. Mendarat pada kaki kanan,
kaki kiri tergantung lemah di belakang , pandangan mengikuti arah jalannya
bola. Jadi, haal penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu anak
melempar, antara lain mengenai sikap berdiri pada saat akan melempar,
perpindahan berat badan waktu akan melempar bola, dan gerakan lanjutan
dari lemparan bola tersebut. Untuk
melakukan kegiatan dasar melempar, anak-anak boleh diberi tugas berbagai ragam
melempar bola, seperti berikut:[17]
1. Melempar sejauh-jauhnya melalui atas kepala.
2. Melempar ke sasaran yang telah ditentukan.
3. Melempar dari samping.
4. Mengglinding diatas tanah.
5. Melempar dari belakang melalui bawah badan dan di samping badan.
6. Melempar dengan dua tangan, baik melalui atas maupun melalui bawah badan
Kegiatan
dasar melempar ini dapat dilakukan dengan bermain lempar tanggap bola
berkelompok dengan berbagai gerakan melempar disetiap sesi permainannya, atau
dapat dilakukan dengan bermain memasukkan bola atau benda kedalam keranjang
dengan berbagai tekhnik melempar dan aturan melempar yang sudah disepakati.
Adapun contoh
pola gerak melempar sesuai dengan rentang usia anak, sebagai berikut;[18]
Gambar 1
Perkembangan
melempar pada anak usia 1 s/d 3 tahun
Gambar
2
Perkembangan
melempar pada anak usia 3 s/d 4 tahun
Gambar 3
Perkembangan
melempar pada anak usia 4 s/d 5 tahun
Gambar 4
Perkembangan
melempar pada anak usia 5 s/d 6 tahun
Gambar 5
Perkembangan melempar pada anak usia
6 tahun ke atas
Mengacu pada rangkaian
gambar di atas, nampak bahwa perkembangan gerak melempar antara anak laki-laki
dan perempuan berbeda. Artinya keterampilan gerak melempar pada anak laki-laki
lebih cepat daripada perempuan. Umumnya pada usia 6 tahun anak laki-laki telah
menguasai keterampilan melempar dengan gerak yang baik, namun pada anak
perempuan baru dapat dikuasai keterampilan melempar setelah usia 9 tahun.[19]
Keterangan gambar:
Gambar 1 :
|
Pola gerakan masih masih kaku dan
kordinasinya belum baik dan gerakannya hanya terbatas pada ayunan lengan dan
sedikit gerakan badan.
|
Gambar 2 :
|
Gerakan melempar pada usia ini, putaran pinggul belum ada dan
posisi kaki belum seimbang saat melempar.
|
Gambar 3 :
|
Pola gerakan
badan berpindah, gerakan secara horisontal serta gerak melempar dengan lengan
berpindah agak miring di atas bahu dan gerak melempar secara aktif pada
lengan dan perluasan sikut, gerakan memutar panggul masih sedikit.
|
Gambar 4 :
|
Gerakan
melempar ini langkah ke depan adalah bersifat sepihak saat melakukan gerak
melempar dengan lengan disiapkan sambil dengan terayun sambil miring di atas
bahu dengan membentuk gerak fleksi (gerak membengkokkan) pada sikut.
|
E. Pembentukan togok, lengan, bahu, dan kaki
Untuk dapat mengembangkan kemampuan fisik anak usia TK maka otot-otot
tubuhnya perlu dibentuk terlebih dahulu agar mereka dapat membentuk posisi dan
gerak anggota tubuhnya (proprioseptik).
Karena ujung-ujung syaraf yang sensitive terhadap rangsangan sensorik yang
terletak pada otot-otot dan persendian maka persendian-persendian dari anggota
tubuh pun harus dilatih supaya kuat dan
lemas agar dapat melakukan gerakannya dengan lancer. Oleh karena itu,
didalam program pengembangan fisik anak usia TK, otot-otot togok, lengan, bahu,
dan kaki perlu dibentuk terlebih dahulu. Demikian juga mengenai persendiannya.[20]
1. Latihan gerak togok
a. Gerakan membungkuk dan melentingkan badan
Coba
ikuti sikap pemulaan berikut. Berdirilah tegak, kedua kaki agak dibuka, dan
letakkan kedua tangan di pinggang. Gerakkanlah dengan hitungan berikut:
Hitungan 1-2 :
|
Bungkuk-bungkukkan badan ke depan,
usahakan kedua kaki/lutut teteap lurus.
|
Hitungan 3-4 :
|
Lenting-lentingkan ke belakang, kepala
mengikuti gerakan badan, lutut tetap lurus. Lakukan secara berulang, antara
2-3 kali dalam seminggu.
|
b. Meliuk-liukan badan
Sikap pemulaan dengan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, dan kedua
lengan lurus ke atas disamping telingakepala, serta pandangan ke depan. Gerakan
dengan hitungan berikut:
Hitungan 1-2 :
|
Cobalah meliuk-liukan badan kesamping
kiri, kedua kaki tetap lurus, kedua lengan dan kepala mengikuti gerakan
badan.
|
Hitungan 3-4 :
|
Lakukan arah kebalikannya. Lakukan
gerakan tersebut berulangulang antara 2-3 kali dalam hitungan
|
c. Memutar badan
Lakukan
sikap pemulaan dengan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua tagan di
pinggang, dan pandangan kedepan. Gerakan dengan cara membungkukkan badan
kedepan, kemudian putar kesamping kiri, kebelakang, ke samping kanan, dan
kembali ke depan, kemudian kembali ke sikap semula. Setelah itu lakukan dengan
arah kebalikannya (kearah kanan).
Pada saat memutar badan, usahakan kedua kaki tetap
lurus, kepala memngikuti gerak badan, dan lekukan badan sejauh-jauhnya kedepan
dan kebelakang. Lakukan gerakan ini dua kali kea rah kiri dan dua kali ke arah
kanan.
2. Latihan pembentukan gerak lengan, bahu
dan kaki
a. Mengayun lengan kesamping kiri dan kanan
Lakukan
sikap pemulaan dengan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua lengan lurus
kesamping kanan sejajar bahu. Gerakanlah dengan hitungan berikut:
Hitungan
1 :
|
Ayunkan kedua lengan dari samping kanan
ke samping kiri lurus melalui bawah depan badan
|
Hitungan 2 :
|
Ayunkan kembali kedua dari samping kiri
ke samping kanan lurus melalui bawah depan badan.
|
Lakukan berulang-ulang sebanyak dua kali dalam
8 hitungan. Pada waktu mengayunkan kedua lengan kesamping kiri berat badan
pindahkan ke kaki kiri, bila ke kanan berat badan ke kaki kanan, pandangan
mengikuti gerakan ayunan lengan.
b. Mengayun lengan ke depan dan ke belakang
Lakukan
sikap pemulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki sedikit dijarangkan. Kedua
lengan disamping badan, pandangan kedepan
Gerakanlah dengan hitungan berikut:
Hitungan
1 :
|
Ayunkan kedua lengan ke depan lurus
|
Hitungan 2 :
|
Ayunkan kembali kedua lengan dari depan
ke belakang lurus melaluui bawah samping badan, lutut agak dibengkikkan.
|
Hitungan 3 :
|
Ayunkan kembali kedua lengan dari
belakang kedepan lurus, melaluiu bawah samping badan
|
Hitungan 4 :
|
Ayunkan kembali kedua lengan dari depan
kebelakang lurung, melalui bawah samping badan.
|
Demikian seterusnya, dan lakukan sebanyak duakali
dalam 8 hitungan.
c. Memutar lengan kedepan dan kebelakang
Lakukan
sika pemulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki agak terbuka, kedua lengan
samping badan dan pandangan kedepan. Gerakan dengan hitungan:
Hitungan
1-4 :
|
Putar ke dua lengan ke depan lurus
melalui atas kepala
|
Hitungan 5-8 :
|
Putar kembali kedua lengan kebelakang
lurus melalui atas kepala.
|
Lakukan gerakan tersebut sebanyak dua kali dalam 8 hitungan.
d. Latihan mendorong benda yang tidak bergerak (tembok)
Lakukan
sikap pemulaan dengan cara berrdiri tegak, jaraknya kira-kira antara 40-50 cm dari
dinding. Kedua telapak tangan ditempelkan ke tembok, kedua sikut dibengkokkan
dan kepala hampir mendekati tembok. Gerakannlah dengan hitungan berikut. Dorong
tembok sekuat-kuatnya sampai badan tegak kembali. Lakukan berulang-ulang sampai
2-8 kali.setelah itu lakukan dengan kedua lengan lurus dan berdirinya kira-kira
75 cm dari dinding tembok, gerakannya seperti diatas lakukan 2x8 kali.
e. Dorong mendorong dengan teman
Lakukan
sikap permulaan dengan cara berdiri berhadapan, kedua lengan saling berpegangan
pada pundak temannya, kaki kanan masing-masing anak melangkah ke belakang
kira-kira 30 cm. gerakanlah dengan hitungan berikut. Lakukan saling mendorong
setelah ada tanda atau aba-aba. Setelah
itu lalkukan dengan kedua lengan lurus, masing-masing kedua telapak tangan
saling menempel.
f. Loncat-loncat ditempat
Lakukan
sikap pemulaan dengan cara berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tangan bebas
atau disamping dada dan pandangan ke depan. Gerakanlah dengan cara berikut.
1) Loncat-loncat ditempat sampai hitungan ke 8, kemudian loncat
setinggi-tingginya ke atas. Pada saat badan berada di udara, segera putar badan
kira-kira 90°, setelah itu mulai lagi loncat-loncot ditempat sampai hitungan 8,
dan loncat lagi setingi-tingginya ke atas serta putar badan ke kanan 90°.
2) Loncat-loncat ditempai sampai hitungan 8, kemudian loncat setingi-tingginya ke atas. Pada
saat badan berada di udara, segera putar
badan kira-kira 180°, setalah itu mulai lagi loncat-loncat ditempat sampai
hitungan 8, dan loncat lagi setinggi-tingginya ke atas serta putar badan ke
kanan 180°.
[1]
Bambang Sujiono, Dkk, Materi Pokok
Metode Pengembangan Fisik;1-12; PGTK2302 (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), hlm. 4.7.
[2]
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-785-782834009-4.%20bab%20ii.pdf . diakses pada tanggal 8 april
2015.
[4] Sri Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University,
2006), hlm. 176.
[5]
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan
Sutu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1980),
hlm. 112.
[16] Agus Mahendra, Perkembangan Gerak Manipulatif, http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-AGUS_MAHENDRA/MODUL_UT_2006_Agus_Mahendra/Modul_5.pdf, hlm. 5.3 diakses tanggal 8 april 2015
[18]
Agus Mahendra, Perkembangan Gerak Manipulatif, http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._..... hlm. 5.5
[19]
Agus Mahendra ,Pperkembangan Gerak Manipulatif, http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR.....hlm. 5.7.