A.
Perkembangan
Fisik-Motorik
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin
didapatkan oleh tubuh. Sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.[1]
Perkembangan motorik ini erat dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Penelitian terbaru tentang otak semakin mendorong pentingnya kebutuhan
berolahraga fisik/bergerak pada anak-anak prasekolah. Seperti yang ditunjukkan
Leppo, Devis dab Crim yaitu usia dini merupakan kesempatan ideal bagi anak-anak
belajar mengembangkan kontrol atas otot dan gerakan mereka. Selama masa penting
ini, jalur saraf berkembang di otak melalui proses millinisasi. Mielin,
substansi bersalut lemak, membungkus akson dan melancarkan penyebaran
impuls-implus saraf dalam pola yang baku. Proses ini paling pesat berlangsung
mulai lahir sampai umur 4 tahun, kemudian berlanjut lebih lambat hingga usia 20
tahun. Proses mielinisasi memungkinkan, mengembangkan kontrol atas fungsi
motorik dan kemampuan indrawi mereka dan juga memfasilitassi fungsi kognitif
mereka.[2]
Menurut Hurlock, perkembangan
motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan
pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.[3]
Perkembangan fisik anak-anak dimulai
dari masa bayi sampai masa anak-anak akhir. Pertumbuhan fisik pada massa
anak-anak relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada
panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh
lainnya.[4]
Prinsip-prinsip yang perlu di
perhatikan untuk mengembangkan motorik anak usia dini antara lain:[5]
1.
Berikan
kebebasan ekspresi pada anak
2.
Lakukan
pengaturan waktu tempat media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak untuk
kreatif.
3.
Berikan
bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik/cara yang baik dalam melakukan
kegiatan dengan berbagai media.
4.
Pupuk
keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan
perkembangan anak.
5.
Bimbing
anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan anak.
6.
Berikan
rasa gembira dan ciptakan suasan adan meneyenangkan pada anak.
7.
Lakukan
pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.
Sedangkan
prinsip perkembangan motorik menurut Hurlock yaitu:[6]
1.
Perkembangan
motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf
Perkembangan
bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah (areas)
sistem syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah
yang bertempat dalam syaraf tulang belakang, pada waktu lahir berkembangnya
lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak ,
maka gerak reflek pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja
ketimbang dibiarkan berkembang sendiri. Gerak reflek ini penting dalam hidup
seperti menghisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, bertambah kuat dan
terkoordinasi secara lebih baik. Kemudian pada akhir masa tahun pertama reflek
genggaman ibu jari, genggaman tangan, reflek moro (gerak saat terkejut) dan
reflek babinski (ketika seseorang menggaruk telapak kaki bayi dan jempol bayi
akan mengarah ke atas dan jari-jari akan terbuka) hal ini secara bertahap
berkurang dan menghilang.
Cerebellum
atau otak yang lebih bawah yang mengendalikan keseimbangan, berkembang dengan
cepat selama tahun awal kehidupan dan praktis mencapai ukuran kematangan pada
waktu anak berusia 5 tahun. Demikian juga otak yang lebih atas atau cerebrum
khususnya ruang masuk depan yang mengendalikan gerakan terampil berkembang
dengan beberapa tahun pemulaan. Gerakan terampil belum dapat dikuasai sebelum
mekanisme otot anak berkembang. Selama masa anak-anak, otot berkembang atau
yang mengendalikan gerakan suka rela berkembang dalam laju yang agak lambat.
Sebelum anak cukup matang tidak mungkin ada tindakan sukarela yang
terkoordinasi.
2.
Belajar
keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang
Sebelum sistem syaraf
dan otot berkembang dengan baik anak akan sia-sia. Sama juga halnya apabila
upaya tersebut diprakarsai oleh anak sendiri. Pelatihan tersebut mungkin
menghasilkan beberapa keuntungan sementara, tetapi dalam jangka panjang pengaruhnya
tidak akan berarti.
3.
Perkembangan
motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
Perkembangan motorik
mengikuti hukum arah perkembangan. Urutan perkembangan cephalocaudal
(kepala ke kaki) ditunjukan oleh kenyataan bahwa dalam awal masa bayi, terdapat
gerakan yang lebih besar dibagian kepala daripada bagian yang lain. Pada waktu
mekanisme urat syaraf bayi matang, terdapat gerakan yang dikendalikan lebih
banyk dan lebih baik didaerah batang tubuh dan kemudian didaerah kaki.
Erkebangan motorik yang diteruskan secara proximodistal (dari sendi
utama ke bagian terpencil) dalam menjangkau sesuatu benda , bayi menggunakan
bahu dan sikunya sebelum menggunakan pergelangan dari jari tengah.
Perkembangan
motorik dapat diramalkan dapat ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak
mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya anak
yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya
terlambat. Berckenridge dan vincent telah menunjukkan cara yang cukup teliti
untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yaitu dengan
mengalikan umur anak waktu mulai merangkak dengan 1½ atau dengan mengalikan
anak waktu mulai duduk dengan 2.
4.
Dimungkinkan
norma perkembangan motorik
Berdasarkan umur
rata-rata dimungkinkan untuk menentukan norma untuk bentuk kegiatan motorik
lainnya. Norma tersebut dapat digunakan
sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua dan orng lain untuk mengetahui apa
yang diharapkan dan pada umur berapa hal itu dapat diharapkan . petunjuk
tersebut dapat digunakan untuk menilai kenormalan perkembangan anak. contoh
kenyataan bahwa pada umur tertentu gerak reflek tertentu menurun sedangkan
gerak reflek yng lain betambah kauat dan terkordinasi lebih baik. norma
kegiatan sukarela seperti duduk, berdiri, manjangkau dan menggenggam.
5.
Perbedaan
individu dalam laju perkembangan motorik
Dalam aspek yang lebih
luas perkembangan motorik mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam
rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur
pada waktu peerbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian
kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebgian lagi
memperlambatna. Kondisi yan dilaporkan memiliki dampak paling besar terhadap
laju perkembangan motorik seperti usia 4 bulan anak melihat tapi tidak dapat
berhubungan, 5 bulan menyauk dengan telapak tangan, 8 bulan sebuah kubus di
tangan kanan dn kiri dan usia 9 bulan menjumput dengan sempurna.
Setiap
perkembangan manusia terutama perkembangan fisik motorik tentunya terdapat
berbagai faktor dalam laju perkembangannya. Adapun berbagai unsur yang
mempengaruhi laju perkembangan fisik motorik menurut Hurlock sebagai berikut:[7]
1.
Sifat
dasar genetik, termasuk berbentuk tubuh dan ekkcerdasan mempunyai pengaruh yang
menonjol teradap laju perkembangan motorik.
2.
Seandainya
dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik
anak
3.
Kondisi
pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu, lebih mendorong
perkembangan yang lebih cepat pada masa pascalahir, ketimbang kondisi pralahir
yang tidak menyenangkan.
4.
Kelahiran
yang sukar, khusunya apabila ada kerusakan pada otak anak akan memerlambat
perkembangan motorik.
5.
Seandainya
tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik selama awal
kehidupan pasca lahir akan mempercepat perkembangan motorik.
6.
Anak
yang IQ nya tinggi menunjukkan yang lebih cepat ketimbang anak yang IQ nya
normal atau dibawah normal.
7.
Adanya
rangsangan, dorongan dari dan kesemptan untuk menggerakkan semua panggilan
tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
8.
Perlindungan
yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik.
9.
Karena
rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua, maka perkembangan
motorik anak yang pertama cenderung lebih baik ketimbang perkembangan motorik
anak yang lahir kemudian.
10.
Kelahiran
sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik karena tingkat
perkembangan motorik pada waktu lahir berada dibawah tingkat perkembangan bayi
yang lahir tepat waktu.
11.
Cacat
fisik. Seperti kebutaan akan memperlambat perkembanaggn motorik.
12.
Dalam
perkembangann motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi
lebihi banyak disebabkan oleh pernbedaan motivasi dan metode pelatihan anak
ketimbang karena perbedaan bawaan.
Masa anak-anak merupakan masa yang
paling baik dalam mengoptimalkan perkembangan anak, terutama perkembangan
motorik. Perkembangan motorik merupakan pondasi dari perkembangan-perkembangan
lainnya. Ketika perkembangan motorik tercapai dengan baik, kematangan dan
perkembangan lainnya juga mengikuti.
Menurut Hurlock. Masa kecil sering
disebut sebagai massa atau saat ideal untuk mempelajari kematangan motorik.
Adapun alasannya sebagai berikut.[8]
1.
Tubuh
anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja atau orang dewasa. Sehingga anak lebih
mudah menerima semua pelajaran.
2.
Anak
belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan
yang baru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih
mudah.
3.
Secara
keseluruhan anak anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang telah besar. Oleh
karena itu mereka lebih berani mencoba sesuatu yang baru. Hal ini yang
menimbulkan motivasi yang diperlukan untuk belajar
4.
Apabila
para remaja dan orang dewasa merasa bosan melakukan pengulangan , anak
menyenangi yang demikian. Oleh karena itu anak bersedia mengulangi suatu
tindakan hingga pola otot terlatih untuk melakukannya secara efektif.
5.
Anak
memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lebih kecil ketimbang yang akan mereka
miliki pada waktu mereka bertambah besar, akan mereka memiliki waktu yang lebih
banyak untuk belajar menguasai keterampilan ketimbang ang dimiliki remaja atau
orang dewasa
Dengan
efektifnya pengoptimalan perkembangan motorik anak, menurut Hurlock cara untuk
mempelajari keterampilan motorik yaitu sebagai berikut: [9]
1.
Belajar
trial and error
Tidak adanya bimbingan dan
model untuk ditiru,menyebabkan anak mmelakukan tindakan yang berbeda secara
acak, cara tersebut biasanya menghasilkan keterampilan dibawah kemampuan anak.
2.
Meniru
Belajar dengan meniri atau
mengamati suatu model (orang tua, orang dewasa) lebih cepat ketimbang belajar
dengan coba dan ralat, tetapi dibatesi oleh kesalahan yang terdapat dalam model
tersebut. Contoh anak tidak dapat belajar berenang dengan baik, kalau yang
ditiru perenang yang jelak. Bahkan anak tersebut tidak mungkin menjadi pengamat
yang efisien meskipun modelnya baik.
3.
Pelatihan
Belajar dengan bimbingan atau
supervisi, pada waktu model memprlihatkan keterampilan dan memperhatikan bahwa
anak menirunya dengan teoat sangat penting dalam tahap awal belajar. Gerakan
yang salah dan kebiasaan jelek yang sudah tertanam akan sukar ditiadakan.
Dalam
perkembangan fisik motori tidak terlepass dari motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan motorik halus dan kasar perlu dikembangkan sejak dini guna
mengoptimalkan fisik motorik anak dikemudian hari.
1.
Motorik
Kasar
Perkembangan
fisik yang dikendalikan oleh otot-otot besar atau kasar. Perkembangan motorik
kasar melibatkan gerakan seluruh tubuh, kaki, dan lengan. Sebagaian besar anak
secara alami mengembangkan setidaknya tingkat minimal keemampuan fisik hanya
dengan bergerak di lingkungan rumah dan sekolah mereka setiap hari. Tetapi
terlalu banyak anak tidak tidak pernah mendapat kesempatan mengasah kemampuan
fisik ke tingkat di mana mereka merasa mamapu terlibat dalam permainan populer
dan kegiatan fisik. Anak-anak yang tidak berpartisipasi dan tiadk aktif secara
fisik adalah anak yang lebih mungkin engalami kelebihan berat badan atau
kegemukan.[10]
Istilah
motorik (motor) merujuk pada faktor
biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak (movement). Istilah gerak merujuk pada perubahan aktual yang terjadi
pada bagian tubuh yang dapat diamati. Dengan demikian, motorik merupakan
kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah beragam
posisi tubuh. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan mengubah beragam posisi
tubuh dengan menggunakan otot-otot besar. Contoh keterampilan motorik kasar
yaitu keterampilan menggunakan otot besar seperti menggerakkan lengan dan
berjalan.[11]
Perkembangan
inti dari kecerdasan kinestetik atau motorik adalah kemampuan keseimbangan
fisik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan
kecepatan maupun kemampuan menerima
rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan. Kemampuan motorik kasar
merupakan kemampuan untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh yang digunakan
antara lain untuk berjalan, berlari, dan mendaki. Anak- anak prasekolah membuat
kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar seperti berlari, melompat
yang melibatkan penggunaan otot besar.[12]
Mansur
mengatakan motorik kasar adalah segala keterampilan anak dalam menggerakkan dan
menyeimbangkan tubuhnya. Bisa diartikan sebagai gerakan-gerakan seorang anak
yang masih sederhana, seperti melompat dan berlari.[13]
Pada usia 3 tahun anak-anak suka akan gerakan sederhana seperti
berjingkrak-jingkrak, melompat, an berlari ke sana ke mari, hanya demi kegiatan
itu sendiri. Mereka bangga memperlihatkan beberapa mereka dapat berlari
melewati suatu rintangan dan melompat sejauh 6 inci. Kegiatan lari dan lompat
itu tidak akan memenangkan medali emas ollimpiade, tetapi bagi anak uasia 3
tahun kegiatan merupakan suatu sembebr kebanggaann dan prestasi.[14]
Pada usai 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan yang ama,
tetapi mereka lebih berani mengambil resiko. (mereka ingin memperlihatkan kehebatan
atlantiknya). Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengn satu kaki padaa
setiap taing anak tangga untuk beberapa lama, mereka seringkali masi kembali
memperhatikan waktu pada setiap langkah.[15]
Pada usia 5 tahun anak-anak bahkan lebiih berani menganmbil resiko
dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun bukan hal biasa bagi anak usia 5
tahun yang percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat
suatu objek. Aak usia 5 tahun berlari kencang dan suka berlomba teman sebaya
nya lain dan orang taunya.[16]
Jadi kesimpulannya tentang motorik kasar anak pra sekolah, mereka
sangat aktif. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak usia 3 tahun memiliki tingkat aktifitas tertinggi dari
seluruh masaa hidup manusia. Mereka gelisah saat nonton televisi, duduk dimeja
makan, bahkan ketika tidur mereka bergerak-gerak karena tingkat aktivitas dan
perkembangan otot besar mereka, khususnya dilengan dan kaki, anak-anak pra
sekolah perlu olahraga sehari-hari.[17]
Sekali anak dapat berjalan, ia mengalihkan
perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki. Pada usia 5
atau 6 tahun, ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat
memanjat. Antara usia 3 dan 4 tahun, naik sepeda roda tiga dan berenang dapat dipelajari.
Keterampilan kaki lain yang dikuasai anak-anak adalah lompat tali, keseimbangan
tubuh dalam berjalan diatas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es
dan menari.[18]
2.
Motorik halus
Gerakan motorik halus hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi antara mata
dan tangan yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK,
antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan
menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan
sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu.[19]
Semakin baik gerakan motorik
halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil
guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan
klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta
menajamkan pensil dengan rautan pensil.
Motorik
halus sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun. Di usia ini, anak
dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Selain itu, anak masi kaku dalam
melakukan gerakan tangan untuk menulis.
Namun saat anak berusia 4 tahun, ia akan dapat memegang pensil warna untu
menggambar. [20]
Pada
usia 3 tahun kemampuan anak-anak masih timbul dari kemampuan bayi untuk
menempatkan dan memegang benda-benda. Walapun mereka telah mampu untuk memegang
benda-benda berkurang kecil diantara ibu jari dan jari telunjuk, tetapi mereka
masih agak kikuk. Anak usia 3 tahun dapat secara mengejutkan membangun menara
tinggi yang terbuat dari balok, setaiap balok disusun dengan hati-hati sekali
meski seringkali tidak pada suatu garis yang benar—benar lurus. Ketika anak
usia 3 tahun bermain dengan sehelai papan atau suatu teka-teki menyusun potongan
gambar, mereka agak kasar dalam menempatkan potongan-potongan itu. Bahkan, bila
mereka melihat lubang yang cocok dengan potongan-potongan itu mereka tidak
dapat dengan tepat menempatkan potongan-potongan tersebut. Mereka seringkali
mencoba memaksakan potongan-potongan itu untuk ditempatkan kedalam lubang
secara kasar.[21]
Pada usia 4 tahun koordinassi motorik halus
anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat. Kadang-kadang
anak-anak usia 4 tahun sulit membangun menara tinggi dengan balok karena mereka
ingin menempatkan setiap balok secara sempurna, mereka mungkin tidak puas atas
balok-balok yang telah disusun. Pada usai 5 tahun, koordinasi motorik halus
anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengaan, dan tubuh bergerak bersama
dibawah komando yang lebih baik dari mata. Sebuah menara saja tidak lagi
menarik perhatian anak-anak usia 5 tahun. Saat itu mereka ingin membangun rumah
atau gereja lengkap dengan menara, walupun orang dewasa mungkin masih perlu
penjelasan dari apa makna dari setiap proyek yang telah diselesaikan itu.[22]
Keterampilan
dalam makan dan berpakaian sendiri yang dimulai pada masa bayi disempurnakan
dalam awal masa kanak-kanak. Kemajuan terbesar dalam keterampilan berpakaian
umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun menyisir rambut dan mandi merupakan
keterampilan yang mudah dilakukan dalam periode ini. pada saat anak-anak
mencapai usia taman kanak-kanan mereka sudah harus dapat mandi dan berpakaian
sendiri, mengikat talli sepatu dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau
tanpa bantuan sama sekali. Antara usia 5 dan 6 tahun sebagian besar anak-anak
sudah pandai melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting,
dapat membentuk tanah lilat, membuat kue-kue dan menjahit. Dengan krayon,
pensil, dan cat anak-anak dapat mewarnai gambar, menggambar dan mengecat gambarnya
sendiri dan dapat menggambar orang.[23]
Pemakaian
tangan kiri (kidal)
Pemakaian tangan kiri (kidal)
merupakan bahaya potensial bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Hal
ini jelas berbahaya dalam dua kondisi berikut:[24]
1.
Jika
sebagai pemakai tangan kiri anak menyadari
bahwa mereka berbeda dan jika mereka merasa lebih rendah, hal ini akan
mempengaruhi sikap mereka terhadap diri sendiri dan pada gilirannya
mempengaruhi sikap terhadap perilaku mereka. Pengaruh terhadap konsep diri mungkin
sangat tidak menyenangkan. Bahaya ini cenderung meningkat pada waktu masa
kanak-kanan berangsur-angsur dilampaui anak dan pada waktu anak semakin lama
semakin ingin seperti teman sebayanya.
2.
Penggunaan
tangan kiri menjadi bahaya yang nyata bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang
baik. Jika hal ini menghambat anak untuk mempelajari keterampilan yang menurut
keyakinannya berada di bawah kemampuannya. Sebagai contoh pada waktu anak
mencoba meniru model penggunaan tangan kanan atau mengikuti petunjuk yang
diberikan kepada pemakai tangan kanan, mungkin anak pemakai tangan kiri akan
merasa bingung dan akan menghasilkan keterampilan yang berbeda dibawah kemampuan mereka.
Ketika
perkebangan motorik anak semua sudah tercapai secara optimal, berbagai manfaat
atau sumbangan dalam aktivitas sehari-hari anak
dapat berdampak baik bagi dirinya. Hurlock menyebutkan berbagai
sumbangan atau dampak perkembangan motorik, adapun sumbangan itu yaitu:[25]
1.
Kesehatan
yang baik
Kesehattan yang
baik yang sebagian bergantung pada latihan penting bagi perkembangan dan
kebahagiaan anak. apabila koordinasi motorik sangat jelek sehingga prestasi
anak berada di bawah standar kelompok sebaya, maka anak hanya emeroleh kepuasan
yang sedikit demi kegiatan fisik dan kurang termotivasi untuk mengambil bagian.
2.
Katarsis
emosional
Melalui latihan
yang berat, anak dapat melepaskan tenaga yang bertahan dan membebaskan tubuh
dan ketegangan, kegelisahan, keputusasaan, kemudian mereka dapat mengndurkan
diri, baik secara fisik maupun psikologis.
3.
Kemandirian
Smakin banyak
anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasa percaya dirinya.
Kebergantungan menimbulkan kekecewaan dan ketidak mampuan diri.
4.
Hiburan
diri
Pengendalian
motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam kegiatan yang akan menimbulkan
kesenangan baginya meskipun tidak ada teman sebaya.
5.
Sosialisasi
Perkembangan
motorik yang baik turut menyumbang bagi penerimaan anak dan menyediakan
kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Keunggulan perkembangan
motorik memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.
6.
Konsep
diri
Pengendalian motorik menimbulkan
rasa aman secara fisik, yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis.
Rasa aman psikologis pada gilirannya menimbulan rasa percaya diri yang umumnya
akan mempengaruhi perilaku.
B.
Tugas
Perkembangan Fisik Motorik
Tugas perkembangan
ini mengacu pada peraturan pemerintah yaitu dalam peraturan mentri pendidikan
dan kebudayaan nomor 173 tahun 2014. Dalam peraturan ini dapat diambil bebagai
tugas perkembangan fisik motorik yang harus tercapai dalam setiap tahapan usia
anak. adapun tugas/tahap capaian perkembangan motorik anak usia dini sebagai
berikut:[26]
No
|
Aspek
Perkembangan
|
Usia
|
|||
Fisik
Motorik
|
3
bulan
|
3-6
bulan
|
6-9
bulan
|
9-12
bulan
|
|
|
Motorik
kasar
|
1.
Berusaha
mengangkat kepala saat ditelungkupkan
2.
Menoleh ke kanan
dan ke kiri
3.
Berguling
(miring) ke kanan dan ke kiri
|
1.
Tengkurap
dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang
2.
Duduk dengan
bantuan
3.
Mengangkat
kedua kaki saat terlentang
4.
Kepala tegak ketika
duduk dengan bantuan
|
1.
Tengkurap bolak-balik tanpa bantuan
2.
Mengambil
benda yang terjangkau
3.
Memukul-mukulkan,
melempar, atau menjatuhkan benda yang dipegang
4.
Merangkak ke
segala arah
5.
Duduk tanpa
bantuan
6.
Berdiri
berpegangan
|
1.
Berjalan
dengan berpegangan
2.
Bertepuk
tangan
|
|
Motorik
halus
|
1.
Memiliki
refleks menggenggam jari ketika telapak tangannya disentuh
2.
Memainkan
jari tangan dan kaki
3.
Memasukkan
jari ke dalam mulut
|
1.
Memegang
benda dengan lima jari
2.
Memainkan
benda dengan tangan
3.
Meraih benda
di depannya
|
1.
Tengkurap
bolak-balik tanpa bantuan
2.
Mengambil
benda yang terjangkau
3.
Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan
benda yang dipegang
4.
Merangkak ke
segala arah
5.
Duduk tanpa bantuan
6.
Berdiri
berpegangan
|
1.
Memasukkan
benda ke mulut
2.
Menggaruk kepala
3.
Memegang benda kecil atau tipis (misal:
potongan buah atau biskuit)
4.
Memindahkan
benda dari satu tangan ke tangan yang lain
|
No
|
Aspek
Perkembangan
|
Usia
|
|||
Fisik
Motorik
|
12-18
bulan
|
18-24
bulan
|
2-3
tahun
|
2-4
tahun
|
|
|
Motorik
kasar
|
1.
Berjalan
beberapa langkah tanpa bantuan
2.
Naik turun
tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan merangkak
3.
Dapat bangkit
dari posisi duduk
4.
Melakukan
gerak menendang bola
5.
Berguling ke
segala arah
6.
Berjalan
beberapa langkah tanpa bantuan
|
1.
Berjalan
sendiri tanpa jatuh
2.
Melompat di tempat
3.
Naik turun
tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan
4.
Berjalan
mundur beberapa langkah
5.
Menarik dan
mendorong benda yang ringan (kursi kecil)
2.
Melempar bola
ke depan tanpa kehilangan keseimbangan
3.
Menendang
bola ke arah depan
4.
Berdiri
dengan satu kaki selama satu atau dua detik
5.
Berjongkok
|
1.
Berjalan
sambil berjinjit
2.
Melompat ke
depan dan ke belakang dengan dua kaki
3.
Melempar dan
menangkap bola
4.
Menari mengikuti irama
5.
Naik-turun
tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan
|
1.
Berlari sambil
membawa sesuatu yang ringan (bola)
2.
Naik-turun
tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian
3.
Meniti di
atas papan yang cukup lebar
4.
Melompat
turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi lutut anak)
5.
Meniru
gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat)
6.
Berdiri
dengan satu kaki
|
|
Motorik
halus
|
1.
Membuat
coretan bebas
2.
Menumpuk tiga
kubus ke atas
3.
Memegang
gelas dengan dua tangan
4.
Memasukkan
benda-benda ke dalam wadah
2.
5.
Menumpahkan benda-benda dari wadah
|
1.
Membuat garis
vertikal atau horisontal
2.
Membalik
halaman buku walaupun belum sempurna
3.
Menyobek kertas
|
1.
Meremas
kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
2.
Melipat
kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
3.
Menggunting
kertas tanpa pola
4.
Koordinasi
jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok
|
1.
Menuang air,
pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung (mangkuk, ember)
2.
Memasukkan
benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil, biji-bijian)
3.
Meronce benda
yang cukup besar
4.
Menggunting
kertas mengikuti pola garis lurus
|
No
|
Aspek
Perkembangan
|
Usia
|
|
Fisik
Motorik
|
4-5
tahun
|
5-6
tahun
|
|
|
Motorik
kasar
|
1.
Menirukan
gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb
2.
Melakukan
gerakan menggantung (bergelayut)
3.
Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan
berlari secara terkoordinasi
4.
Melempar
sesuatu secara terarah
5.
Menangkap
sesuatu secara tepat
6.
Melakukan
gerakan antisipasi
7.
Menendang
sesuatu secara terarah
8.
Memanfaatkan
alat permainan di luar kelas
|
1.
Melakukan gerakan
tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan
2.
Melakukan koordinasi gerakan
mata-kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam
3.
Melakukan
permainan fisik dengan aturan
4.
Terampil
menggunakan tangan kanan dan kiri
5.
Melakukan
kegiatan kebersihan diri
|
|
Motorik
halus
|
1.
Membuat garis
vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran
2.
Menjiplak
bentuk
3.
Mengkoordinasikan
mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit
4.
Melakukan
gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan
berbagai media
5.
Mengekspresikan
diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
6.
Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan
otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin,
memeras)
|
1.
Menggambar
sesuai gagasannya
2.
Meniru bentuk
3.
Melakukan
eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
4.
Menggunakan
alat tulis dan alat makan dengan benar
5.
Menggunting
sesuai dengan pola
6.
Menempel
gambar dengan tepat
7.
Mengekspresikan
diri melalui gerakan menggambar secara rinci
|
[4] Masganti Sit, Psikologi
Perkembangan Anak Usia Dini. (Medan: Perdana Publishing, 2015), hlm.67
[5] Nilawati Tadjuddin,
Meneropong Perkembangan Anak Usia Dini, (Depok: Herya media, 2014), hlm.278
[6] Elizabeth B.
Hurlock , Perkembamgan ........, hlm 161
[7] Ibid.,
hlm. 154
[8] Ibid.,
hlm.156
[9] Ibid.,
hlm.158
[10] Janice J. Beaty,
Observasi perkembangan anak usia dini
Terjemahan, ( Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 200
[11]Masganti Sit, Psikologi
Perkembangan ........,hlm. 91.
[12]Khadijah, Pendidikan Prasekolah. (Medan: Perdana
Publishing, 2016), hlm. 103.
[13] Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD.(Jogjakarta:
AR-ruz Media,2012) hlm. 28
[14] Jhon W.
Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga,
2002),hlm. 225
[15] Ibid., hlm. 225
[16] Ibid., hlm. 225
[17] Ibid., hlm. 225
[18] Elizabet B.
Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan, ( Jakarta: Erlangga), hlm.
112
[19] Bambang
Sujiono, Metode ........., hlm. 1.14
[20] Ibid., hlm.
1.14
[21] Jhon W.
Santrok , Perkembangan Masa Hidup ......., hlm, 225
[22] Ibid.,hlm.
225
[23] Elizabet B.
Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan........, hlm. 111
[24] Elizabeth B.
Hurlock , Perkembamgan anak ........, hlm.169
[25] Ibid., hlm.150
Tidak ada komentar:
Posting Komentar