Minggu, 15 April 2018

perkembangan fisik motorik



A.    Perkembangan Fisik-Motorik
                        Motorik adalah semua gerakan yang mungkin didapatkan oleh tubuh. Sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.[1] Perkembangan motorik ini erat dengan perkembangan pusat motorik di otak. Penelitian terbaru tentang otak semakin mendorong pentingnya kebutuhan berolahraga fisik/bergerak pada anak-anak prasekolah. Seperti yang ditunjukkan Leppo, Devis dab Crim yaitu usia dini merupakan kesempatan ideal bagi anak-anak belajar mengembangkan kontrol atas otot dan gerakan mereka. Selama masa penting ini, jalur saraf berkembang di otak melalui proses millinisasi. Mielin, substansi bersalut lemak, membungkus akson dan melancarkan penyebaran impuls-implus saraf dalam pola yang baku. Proses ini paling pesat berlangsung mulai lahir sampai umur 4 tahun, kemudian berlanjut lebih lambat hingga usia 20 tahun. Proses mielinisasi memungkinkan, mengembangkan kontrol atas fungsi motorik dan kemampuan indrawi mereka dan juga memfasilitassi fungsi kognitif mereka.[2]
                        Menurut Hurlock, perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.[3]




           
                                                                                    Perkembangan fisik anak-anak dimulai dari masa bayi sampai masa anak-anak akhir. Pertumbuhan fisik pada massa anak-anak relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.[4]
                        Prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan untuk mengembangkan motorik anak usia dini antara lain:[5]
1.      Berikan kebebasan ekspresi pada anak
2.      Lakukan pengaturan waktu tempat media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak untuk kreatif.
3.      Berikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik/cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.
4.      Pupuk keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak.
5.      Bimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan anak.
6.      Berikan rasa gembira dan ciptakan suasan adan meneyenangkan pada anak.
7.      Lakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.



                        Sedangkan prinsip perkembangan motorik menurut Hurlock yaitu:[6]
1.      Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf
                        Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah (areas) sistem syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah yang bertempat dalam syaraf tulang belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak , maka gerak reflek pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan berkembang sendiri. Gerak reflek ini penting dalam hidup seperti menghisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, bertambah kuat dan terkoordinasi secara lebih baik. Kemudian pada akhir masa tahun pertama reflek genggaman ibu jari, genggaman tangan, reflek moro (gerak saat terkejut) dan reflek babinski (ketika seseorang menggaruk telapak kaki bayi dan jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari akan terbuka) hal ini secara bertahap berkurang dan menghilang.
                        Cerebellum atau otak yang lebih bawah yang mengendalikan keseimbangan, berkembang dengan cepat selama tahun awal kehidupan dan praktis mencapai ukuran kematangan pada waktu anak berusia 5 tahun. Demikian juga otak yang lebih atas atau cerebrum khususnya ruang masuk depan yang mengendalikan gerakan terampil berkembang dengan beberapa tahun pemulaan. Gerakan terampil belum dapat dikuasai sebelum mekanisme otot anak berkembang. Selama masa anak-anak, otot berkembang atau yang mengendalikan gerakan suka rela berkembang dalam laju yang agak lambat. Sebelum anak cukup matang tidak mungkin ada tindakan sukarela yang terkoordinasi.
2.      Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang
                        Sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik anak akan sia-sia. Sama juga halnya apabila upaya tersebut diprakarsai oleh anak sendiri. Pelatihan tersebut mungkin menghasilkan beberapa keuntungan sementara, tetapi dalam jangka panjang pengaruhnya tidak akan berarti.
3.      Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan
                        Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan. Urutan perkembangan cephalocaudal (kepala ke kaki) ditunjukan oleh kenyataan bahwa dalam awal masa bayi, terdapat gerakan yang lebih besar dibagian kepala daripada bagian yang lain. Pada waktu mekanisme urat syaraf bayi matang, terdapat gerakan yang dikendalikan lebih banyk dan lebih baik didaerah batang tubuh dan kemudian didaerah kaki. Erkebangan motorik yang diteruskan secara proximodistal (dari sendi utama ke bagian terpencil) dalam menjangkau sesuatu benda , bayi menggunakan bahu dan sikunya sebelum menggunakan pergelangan dari jari tengah.
                        Perkembangan motorik dapat diramalkan dapat ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat. Berckenridge dan vincent telah menunjukkan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yaitu dengan mengalikan umur anak waktu mulai merangkak dengan 1½ atau dengan mengalikan anak waktu mulai duduk dengan 2.




4.      Dimungkinkan norma perkembangan motorik
                        Berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan norma untuk bentuk kegiatan motorik lainnya.  Norma tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua dan orng lain untuk mengetahui apa yang diharapkan dan pada umur berapa hal itu dapat diharapkan . petunjuk tersebut dapat digunakan untuk menilai kenormalan perkembangan anak. contoh kenyataan bahwa pada umur tertentu gerak reflek tertentu menurun sedangkan gerak reflek yng lain betambah kauat dan terkordinasi lebih baik. norma kegiatan sukarela seperti duduk, berdiri, manjangkau dan menggenggam.
5.      Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik
                        Dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada waktu peerbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebgian lagi memperlambatna. Kondisi yan dilaporkan memiliki dampak paling besar terhadap laju perkembangan motorik seperti usia 4 bulan anak melihat tapi tidak dapat berhubungan, 5 bulan menyauk dengan telapak tangan, 8 bulan sebuah kubus di tangan kanan dn kiri dan usia 9 bulan menjumput dengan sempurna.
                        Setiap perkembangan manusia terutama perkembangan fisik motorik tentunya terdapat berbagai faktor dalam laju perkembangannya. Adapun berbagai unsur yang mempengaruhi laju perkembangan fisik motorik menurut Hurlock sebagai berikut:[7]
1.      Sifat dasar genetik, termasuk berbentuk tubuh dan ekkcerdasan mempunyai pengaruh yang menonjol teradap laju perkembangan motorik.
2.      Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada hambatan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif janin semakin cepat perkembangan motorik anak
3.      Kondisi pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi makanan sang ibu, lebih mendorong perkembangan yang lebih cepat pada masa pascalahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak menyenangkan.
4.      Kelahiran yang sukar, khusunya apabila ada kerusakan pada otak anak akan memerlambat perkembangan motorik.
5.      Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan dan gizi yang baik selama awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat perkembangan motorik.
6.      Anak yang IQ nya tinggi menunjukkan yang lebih cepat ketimbang anak yang IQ nya normal atau dibawah normal.
7.      Adanya rangsangan, dorongan dari dan kesemptan untuk menggerakkan semua panggilan tubuh akan mempercepat perkembangan motorik.
8.      Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan berkembangnya kemampuan motorik.
9.      Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua, maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik ketimbang perkembangan motorik anak yang lahir kemudian.
10.  Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat perkembangan motorik karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahir berada dibawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktu.
11.  Cacat fisik. Seperti kebutaan akan memperlambat perkembanaggn motorik.
12.  Dalam perkembangann motorik, perbedaan jenis kelamin, warna kulit, dan sosial ekonomi lebihi banyak disebabkan oleh pernbedaan motivasi dan metode pelatihan anak ketimbang karena perbedaan bawaan.
                        Masa anak-anak merupakan masa yang paling baik dalam mengoptimalkan perkembangan anak, terutama perkembangan motorik. Perkembangan motorik merupakan pondasi dari perkembangan-perkembangan lainnya. Ketika perkembangan motorik tercapai dengan baik, kematangan dan perkembangan lainnya juga mengikuti.
                        Menurut Hurlock. Masa kecil sering disebut sebagai massa atau saat ideal untuk mempelajari kematangan motorik. Adapun alasannya sebagai berikut.[8]
1.      Tubuh anak lebih lentur ketimbang tubuh remaja atau orang dewasa. Sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran.
2.      Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih mudah.
3.      Secara keseluruhan anak anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang telah besar. Oleh karena itu mereka lebih berani mencoba sesuatu yang baru. Hal ini yang menimbulkan motivasi yang diperlukan untuk belajar
4.      Apabila para remaja dan orang dewasa merasa bosan melakukan pengulangan , anak menyenangi yang demikian. Oleh karena itu anak bersedia mengulangi suatu tindakan hingga pola otot terlatih untuk melakukannya secara efektif.
5.      Anak memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lebih kecil ketimbang yang akan mereka miliki pada waktu mereka bertambah besar, akan mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar menguasai keterampilan ketimbang ang dimiliki remaja atau orang dewasa
                        Dengan efektifnya pengoptimalan perkembangan motorik anak, menurut Hurlock cara untuk mempelajari keterampilan motorik yaitu sebagai berikut: [9]
1.      Belajar trial and error
                 Tidak adanya bimbingan dan model untuk ditiru,menyebabkan anak mmelakukan tindakan yang berbeda secara acak, cara tersebut biasanya menghasilkan keterampilan dibawah kemampuan anak.
2.      Meniru
                 Belajar dengan meniri atau mengamati suatu model (orang tua, orang dewasa) lebih cepat ketimbang belajar dengan coba dan ralat, tetapi dibatesi oleh kesalahan yang terdapat dalam model tersebut. Contoh anak tidak dapat belajar berenang dengan baik, kalau yang ditiru perenang yang jelak. Bahkan anak tersebut tidak mungkin menjadi pengamat yang efisien meskipun modelnya baik.
3.      Pelatihan
                 Belajar dengan bimbingan atau supervisi, pada waktu model memprlihatkan keterampilan dan memperhatikan bahwa anak menirunya dengan teoat sangat penting dalam tahap awal belajar. Gerakan yang salah dan kebiasaan jelek yang sudah tertanam akan sukar ditiadakan.

                        Dalam perkembangan fisik motori tidak terlepass dari motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik halus dan kasar perlu dikembangkan sejak dini guna mengoptimalkan fisik motorik anak dikemudian hari.
1.      Motorik Kasar
                 Perkembangan fisik yang dikendalikan oleh otot-otot besar atau kasar. Perkembangan motorik kasar melibatkan gerakan seluruh tubuh, kaki, dan lengan. Sebagaian besar anak secara alami mengembangkan setidaknya tingkat minimal keemampuan fisik hanya dengan bergerak di lingkungan rumah dan sekolah mereka setiap hari. Tetapi terlalu banyak anak tidak tidak pernah mendapat kesempatan mengasah kemampuan fisik ke tingkat di mana mereka merasa mamapu terlibat dalam permainan populer dan kegiatan fisik. Anak-anak yang tidak berpartisipasi dan tiadk aktif secara fisik adalah anak yang lebih mungkin engalami kelebihan berat badan atau kegemukan.[10]
Istilah motorik (motor) merujuk pada faktor biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak (movement). Istilah gerak merujuk pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat diamati. Dengan demikian, motorik merupakan kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk mengubah beragam posisi tubuh. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan mengubah beragam posisi tubuh dengan menggunakan otot-otot besar. Contoh keterampilan motorik kasar yaitu keterampilan menggunakan otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan.[11]
Perkembangan inti dari kecerdasan kinestetik atau motorik adalah kemampuan keseimbangan fisik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan   menerima rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan. Kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh yang digunakan antara lain untuk berjalan, berlari, dan mendaki. Anak- anak prasekolah membuat kemajuan yang besar dalam keterampilan motorik kasar seperti berlari, melompat yang melibatkan penggunaan otot besar.[12]
Mansur mengatakan motorik kasar adalah segala keterampilan anak dalam menggerakkan dan menyeimbangkan tubuhnya. Bisa diartikan sebagai gerakan-gerakan seorang anak yang masih sederhana, seperti melompat dan berlari.[13]
Pada usia 3 tahun anak-anak suka akan gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, an berlari ke sana ke mari, hanya demi kegiatan itu sendiri. Mereka bangga memperlihatkan beberapa mereka dapat berlari melewati suatu rintangan dan melompat sejauh 6 inci. Kegiatan lari dan lompat itu tidak akan memenangkan medali emas ollimpiade, tetapi bagi anak uasia 3 tahun kegiatan merupakan suatu sembebr kebanggaann dan prestasi.[14]
Pada usai 4 tahun, anak-anak masih suka jenis gerakan yang ama, tetapi mereka lebih berani mengambil resiko. (mereka ingin memperlihatkan kehebatan atlantiknya). Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengn satu kaki padaa setiap taing anak tangga untuk beberapa lama, mereka seringkali masi kembali memperhatikan waktu pada setiap langkah.[15]
Pada usia 5 tahun anak-anak bahkan lebiih berani menganmbil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun bukan hal biasa bagi anak usia 5 tahun yang percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu objek. Aak usia 5 tahun berlari kencang dan suka berlomba teman sebaya nya lain dan orang taunya.[16]
Jadi kesimpulannya tentang motorik kasar anak pra sekolah, mereka sangat aktif. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak usia 3 tahun  memiliki tingkat aktifitas tertinggi dari seluruh masaa hidup manusia. Mereka gelisah saat nonton televisi, duduk dimeja makan, bahkan ketika tidur mereka bergerak-gerak karena tingkat aktivitas dan perkembangan otot besar mereka, khususnya dilengan dan kaki, anak-anak pra sekolah perlu olahraga sehari-hari.[17]
     Sekali anak dapat berjalan, ia mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki. Pada usia 5 atau 6 tahun, ia belajar melompat dan berlari cepat. Mereka juga sudah dapat memanjat. Antara usia 3 dan 4 tahun, naik sepeda  roda tiga dan berenang dapat dipelajari. Keterampilan kaki lain yang dikuasai anak-anak adalah lompat tali, keseimbangan tubuh dalam berjalan diatas dinding atau pagar, sepatu roda, bermain sepatu es dan menari.[18]
2.      Motorik halus
                 Gerakan motorik halus hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, membuka dan menutup resleting, memakai sepatu sendiri, mengancingkan pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu.[19]
                 Semakin baik gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil.
                 Motorik halus sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun. Di usia ini, anak dapat meniru cara ayahnya memegang pensil. Selain itu, anak masi kaku dalam melakukan gerakan tangan  untuk menulis. Namun saat anak berusia 4 tahun, ia akan dapat memegang pensil warna untu menggambar. [20]
                 Pada usia 3 tahun kemampuan anak-anak masih timbul dari kemampuan bayi untuk menempatkan dan memegang benda-benda. Walapun mereka telah mampu untuk memegang benda-benda berkurang kecil diantara ibu jari dan jari telunjuk, tetapi mereka masih agak kikuk. Anak usia 3 tahun dapat secara mengejutkan membangun menara tinggi yang terbuat dari balok, setaiap balok disusun dengan hati-hati sekali meski seringkali tidak pada suatu garis yang benar—benar lurus. Ketika anak usia 3 tahun bermain dengan sehelai papan atau suatu teka-teki menyusun potongan gambar, mereka agak kasar dalam menempatkan potongan-potongan itu. Bahkan, bila mereka melihat lubang yang cocok dengan potongan-potongan itu mereka tidak dapat dengan tepat menempatkan potongan-potongan tersebut. Mereka seringkali mencoba memaksakan potongan-potongan itu untuk ditempatkan kedalam lubang secara kasar.[21]
     Pada usia 4 tahun koordinassi motorik halus anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat. Kadang-kadang anak-anak usia 4 tahun sulit membangun menara tinggi dengan balok karena mereka ingin menempatkan setiap balok secara sempurna, mereka mungkin tidak puas atas balok-balok yang telah disusun. Pada usai 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak semakin meningkat. Tangan, lengaan, dan tubuh bergerak bersama dibawah komando yang lebih baik dari mata. Sebuah menara saja tidak lagi menarik perhatian anak-anak usia 5 tahun. Saat itu mereka ingin membangun rumah atau gereja lengkap dengan menara, walupun orang dewasa mungkin masih perlu penjelasan dari apa makna dari setiap proyek yang telah diselesaikan itu.[22]
                 Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam awal masa kanak-kanak. Kemajuan terbesar dalam keterampilan berpakaian umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun menyisir rambut dan mandi merupakan keterampilan yang mudah dilakukan dalam periode ini. pada saat anak-anak mencapai usia taman kanak-kanan mereka sudah harus dapat mandi dan berpakaian sendiri, mengikat talli sepatu dan menyisir rambut dengan sedikit bantuan atau tanpa bantuan sama sekali. Antara usia 5 dan 6 tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola. Mereka dapat menggunakan gunting, dapat membentuk tanah lilat, membuat kue-kue dan menjahit. Dengan krayon, pensil, dan cat anak-anak dapat mewarnai gambar, menggambar dan mengecat gambarnya sendiri dan dapat menggambar orang.[23]

Pemakaian tangan kiri (kidal)
                 Pemakaian tangan kiri (kidal) merupakan bahaya potensial bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Hal ini jelas berbahaya dalam dua kondisi berikut:[24]
1.      Jika sebagai pemakai tangan kiri anak menyadari  bahwa mereka berbeda dan jika mereka merasa lebih rendah, hal ini akan mempengaruhi sikap mereka terhadap diri sendiri dan pada gilirannya mempengaruhi sikap terhadap perilaku mereka. Pengaruh terhadap konsep diri mungkin sangat tidak menyenangkan. Bahaya ini cenderung meningkat pada waktu masa kanak-kanan berangsur-angsur dilampaui anak dan pada waktu anak semakin lama semakin ingin seperti teman sebayanya.
2.      Penggunaan tangan kiri menjadi bahaya yang nyata bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik. Jika hal ini menghambat anak untuk mempelajari keterampilan yang menurut keyakinannya berada di bawah kemampuannya. Sebagai contoh pada waktu anak mencoba meniru model penggunaan tangan kanan atau mengikuti petunjuk yang diberikan kepada pemakai tangan kanan, mungkin anak pemakai tangan kiri akan merasa bingung dan akan menghasilkan keterampilan yang berbeda dibawah  kemampuan mereka.
                 Ketika perkebangan motorik anak semua sudah tercapai secara optimal, berbagai manfaat atau sumbangan dalam aktivitas sehari-hari anak  dapat berdampak baik bagi dirinya. Hurlock menyebutkan berbagai sumbangan atau dampak perkembangan motorik, adapun sumbangan itu yaitu:[25]
1.      Kesehatan yang baik
Kesehattan yang baik yang sebagian bergantung pada latihan penting bagi perkembangan dan kebahagiaan anak. apabila koordinasi motorik sangat jelek sehingga prestasi anak berada di bawah standar kelompok sebaya, maka anak hanya emeroleh kepuasan yang sedikit demi kegiatan fisik dan kurang termotivasi untuk mengambil bagian.
2.      Katarsis emosional
Melalui latihan yang berat, anak dapat melepaskan tenaga yang bertahan dan membebaskan tubuh dan ketegangan, kegelisahan, keputusasaan, kemudian mereka dapat mengndurkan diri, baik secara fisik maupun psikologis.
3.      Kemandirian
Smakin banyak anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan rasa percaya dirinya. Kebergantungan menimbulkan kekecewaan dan ketidak mampuan diri.
4.      Hiburan diri
Pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan baginya meskipun tidak ada teman sebaya.
5.      Sosialisasi
Perkembangan motorik yang baik turut menyumbang bagi penerimaan anak dan menyediakan kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Keunggulan perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.
6.      Konsep diri
Pengendalian motorik menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada gilirannya menimbulan rasa percaya diri yang umumnya akan mempengaruhi perilaku.



B.     Tugas Perkembangan Fisik Motorik
            Tugas perkembangan ini mengacu pada peraturan pemerintah yaitu dalam peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan nomor 173 tahun 2014. Dalam peraturan ini dapat diambil bebagai tugas perkembangan fisik motorik yang harus tercapai dalam setiap tahapan usia anak. adapun tugas/tahap capaian perkembangan motorik anak usia dini sebagai berikut:[26]
No
Aspek Perkembangan
Usia
Fisik Motorik
3 bulan
3-6 bulan
6-9 bulan
9-12 bulan

Motorik kasar
1.      Berusaha mengangkat kepala saat ditelungkupkan
2.      Menoleh ke kanan dan ke kiri
3.      Berguling (miring) ke kanan dan ke kiri

1.      Tengkurap dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang
2.      Duduk dengan bantuan
3.      Mengangkat kedua kaki saat terlentang
4.      Kepala tegak ketika duduk dengan bantuan
1.       Tengkurap bolak-balik tanpa bantuan
2.      Mengambil benda yang terjangkau
3.      Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan benda yang dipegang
4.      Merangkak ke segala arah
5.      Duduk tanpa bantuan
6.      Berdiri berpegangan
1.      Berjalan dengan berpegangan
2.      Bertepuk tangan

Motorik halus
1.      Memiliki refleks menggenggam jari ketika telapak tangannya disentuh
2.      Memainkan jari tangan dan kaki
3.      Memasukkan jari ke dalam mulut
1.      Memegang benda dengan lima jari
2.      Memainkan benda dengan tangan
3.      Meraih benda di depannya
1.      Tengkurap bolak-balik tanpa bantuan
2.      Mengambil benda yang terjangkau
3.       Memukul-mukulkan, melempar, atau menjatuhkan benda yang dipegang
4.      Merangkak ke segala arah
5.       Duduk tanpa bantuan
6.      Berdiri berpegangan
1.      Memasukkan benda ke mulut
2.       Menggaruk kepala
3.       Memegang benda kecil atau tipis (misal: potongan buah atau biskuit)
4.      Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain



No
Aspek Perkembangan
Usia
Fisik Motorik
12-18 bulan
18-24 bulan
2-3 tahun
2-4 tahun

Motorik kasar
1.      Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan
2.      Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan merangkak
3.      Dapat bangkit dari posisi duduk
4.      Melakukan gerak menendang bola
5.      Berguling ke segala arah
6.      Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan
1.      Berjalan sendiri tanpa jatuh
2.      Melompat di tempat
3.      Naik turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan bantuan
4.      Berjalan mundur beberapa langkah
5.      Menarik dan mendorong benda yang ringan (kursi kecil)
2.      Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan
3.      Menendang bola ke arah depan
4.      Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik
5.      Berjongkok
1.      Berjalan sambil berjinjit
2.      Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki
3.      Melempar dan menangkap bola
4.       Menari mengikuti irama
5.      Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendah dengan berpegangan
1.      Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola)
2.      Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian
3.      Meniti di atas papan yang cukup lebar
4.      Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi lutut anak)
5.      Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat)
6.      Berdiri dengan satu kaki

Motorik halus
1.      Membuat coretan bebas
2.      Menumpuk tiga kubus ke atas
3.      Memegang gelas dengan dua tangan
4.      Memasukkan benda-benda ke dalam wadah
2.      5. Menumpahkan benda-benda dari wadah
1.      Membuat garis vertikal atau horisontal
2.      Membalik halaman buku walaupun belum sempurna
3.       Menyobek kertas
1.      Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari
2.      Melipat kain/kertas meskipun belum rapi/lurus
3.      Menggunting kertas tanpa pola
4.      Koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok
1.      Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung (mangkuk, ember)
2.      Memasukkan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil, biji-bijian)
3.      Meronce benda yang cukup besar
4.      Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus











No
Aspek Perkembangan
Usia
Fisik Motorik
4-5 tahun
5-6 tahun

Motorik kasar
1.      Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb
2.      Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)
3.       Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
4.      Melempar sesuatu secara terarah
5.      Menangkap sesuatu secara tepat
6.      Melakukan gerakan antisipasi
7.      Menendang sesuatu secara terarah
8.      Memanfaatkan alat permainan di luar kelas
1.      Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan
2.       Melakukan koordinasi gerakan mata-kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam
3.      Melakukan permainan fisik dengan aturan
4.      Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri
5.      Melakukan kegiatan kebersihan diri

Motorik halus
1.      Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran
2.      Menjiplak bentuk
3.      Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit
4.      Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media
5.      Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
6.       Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus (menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras)
1.      Menggambar sesuai gagasannya
2.      Meniru bentuk
3.      Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
4.      Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar
5.      Menggunting sesuai dengan pola
6.      Menempel gambar dengan tepat
7.      Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci




















       [1] Bambang Sujiono, Metode Penggembangan Fisik, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 1.3
       [2] Janice J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini  Terjemahan, ( Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 201
       [3] Elizabeth B. Hurlock , Pekembamgan anak jilid 1, (Jakrata: Erlangga), hlm. 150
[4] Masganti Sit,  Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. (Medan: Perdana Publishing, 2015), hlm.67
[5] Nilawati Tadjuddin, Meneropong Perkembangan Anak Usia Dini, (Depok: Herya media,  2014), hlm.278
[6] Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan ........,  hlm 161
[7] Ibid., hlm. 154
[8] Ibid., hlm.156
[9] Ibid., hlm.158
[10] Janice J. Beaty, Observasi perkembangan anak usia dini  Terjemahan, ( Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 200
[11]Masganti Sit,  Psikologi Perkembangan ........,hlm. 91.
[12]Khadijah, Pendidikan Prasekolah. (Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm. 103.
[13] Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD.(Jogjakarta: AR-ruz Media,2012) hlm. 28
[14] Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2002),hlm.  225
[15] Ibid., hlm.  225
[16] Ibid., hlm.  225
[17] Ibid., hlm.  225
[18] Elizabet B. Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, ( Jakarta: Erlangga), hlm.  112
[19] Bambang Sujiono, Metode ........., hlm. 1.14
[20] Ibid., hlm. 1.14
[21] Jhon W. Santrok , Perkembangan Masa Hidup ......., hlm, 225
[22] Ibid.,hlm. 225
[23] Elizabet B. Hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan........, hlm.  111
[24] Elizabeth B. Hurlock , Perkembamgan anak ........, hlm.169
[25] Ibid.,  hlm.150
                       [26] Permendikbud Nomor 173 tahun 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi Branding Enterpreneur / strategi merek pada pendidikan

Strategi Branding Enterpreneur

  Strategi Branding Enterpreneur Silahkan akses di artikel saya yang terbit di jurnal golden age pendidikan anak usia dini universitas islam...